KPAI Minta Disdik Tindak Tegas TK di Probolinggo yang Ajak Murid Karnaval Bawa Replika Senjata
Karnaval TK Kartika V Kota Probolinggo mendapat sorotan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Karnaval TK Kartika V Kota Probolinggo mendapat sorotan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI menerima pengaduan masyarakat pada Sabtu (18/8/2018) perihal karnaval anak TK tersebut yang mengenakan pakaian serba hitam sambil menenteng replika senjata.
Dalam pengaduan, masyarakat mengaku prihatin dan menyayangkan pakaian dan atribut karnaval yang disebut mirip dengan ISIS di Suriah.
Padahal TK Kartika V adalah sekolah milik Persatuan Istri Tentara (Persit) dan di bawah binaan Kodim 0820.
• Inilah Sosok Stuntman Jokowi Naik Moge di Pembukaan Asian Games 2018, Pernah Ajak Anak Saat Beraksi!
Menanggapi hal tersebut, Komisioner KPAI, Susianah Affandy telah melakukan koordinasi dengan Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal dan Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Kav Depri Rio Saransi.
KPAI pun meminta kepada pihak Kodim 0820 Probolinggo sebagai pembina TK Kartika V memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah yang tanpa koordinasi telah menggunakan pakaian serba hitam dan replika senjata dalam kegiatan karnaval.
Selain itu, KPAI juga meminta Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo untuk melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah tentang ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamiin.
• 7 Fakta Baru Karnaval TK di Probolinggo yang Berpakaian Serba Hitam, Kepala Sekolah Sampai Bersumpah
Simbolisasi Islam dan ajaran Rasulullah agar tidak dinisbatkan pada simbol kekerasan sebagaimana sering diasosiasikan dengan simbol Taliban/Isis.
"KPAI menyayangkan alasan pihak sekolah yang mengangkat tema 'bersama perjuangan Rasullullah, kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT' sebagai pembenaran pemakaian atribut yang biasa dilekatkan kepada kelompok ISIS padahal kegiatan yang sedang diselenggarakan adalah Pawai Budaya dalam Rangka HUT RI ke-73. Harusnya, pawai budaya yang sesuai dengan khasanah budaya Indonesia," kata Susianah sesuai rilis yang diterima TribunJatim.com, Minggu (19/8/2018).
Yang ketiga, KPAI meminta banyak pihak, khususnya mereka yang menjadi pendidik di PAUD, SD, SMP dan SMA untuk tidak menjadikan simbol gerakan radikal sebagai bahan lucu-lucuan dalam pertunjukan karnaval.
• Chievo Verona Vs Juventus, Debut Cristiano Ronaldo, Si Nyonya Tua Menang dalam Drama 5 Gol
-
INFO SEHAT - 7 Jenis Sayuran yang Kurang Bagus Dikonsumsi Ketika Mentah
-
INFO SEHAT - 5 Makanan yang Biasa Dijual di Pasar ini Bisa Mencegah Kanker
-
Apa Saja Keunggulan Apex Legends Hingga Dapat Ungguli Fortnite?
-
Update PUBG Mobile Mode Zombie di Patch 0.11.0 Dipastikan Akan Meluncur pada 19 Februari
-
Pavel dan Alfin Tuasalamony Dipastikan Absen Saat Arema FC Lawan Persib Bandung