Bupati Lamongan Fadeli Bantu Pengobatan Bocah Penderita Kelainan Syaraf Usus Besar
Dinas Sosial Lamongan sudah menyiapkan fasilitas rumah singgah di Surabaya, agar keluarga pasien bisa berkonsentrasi melakukan perawatan di RSUD dr So

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Bupati Lamongan Fadeli memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memberikan bantuan bagi keluarga Zhafie Alhamzah (fitri) dan anaknya Ghani Zakir Alhamzah yang didiagnosis mengalami kelainan syaraf di usus besarnya, hirschprung.
Kelainan bawaan ini mengakibatkan sang anak tidak bisa buang air besar (BAB).
Saat ini Dinas Sosial Lamongan sudah menyiapkan fasilitas rumah singgah di Surabaya, agar keluarga pasien bisa berkonsentrasi melakukan perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Kemudian untuk transportasi ke Surabaya, RSUD dr Soegiri Lamongan telah menawarkan fasilitas. Juga diberikan bantuan untuk transportasinya.
Pihak RSUD dr Soegiri Lamongan juga memberikan bantuan sebanyak 40 buah kantong stoma. Sekaligus mengajarkan cara penggunaan yang baik dan benar.
• Penyanyi Ibu Kota Wizzy dan Yasa Singgih Talk Show Bersama Gramedia Back To Campus di Surabaya
Di lain pihak, Dinas Kesehatan akan melakukan pendampingan selama proses perawatan. Hingga saatnya nanti dilakukan prosedur operasi penyambungan usus yang sehat ke anus.
Ini penting dilakukan, agar selama proses tersebut, kondisi stoma steril dari bakteri. Sehingga bisa dilakukan prosedur operasi selanjutnya dengan lancar.
Kabag Humas dan Protokol Setdakab Lamongan Agus Hendrawan menjelaskan, Fitri sudah terdaftar dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS.
Sehingga biaya berobat sang anak selama di RSUD Soetomo Surabaya sudah ditanggung oleh BPJS.
“Untuk biaya yang tidak ditanggung oleh BPJS, seperti transportasi dan kebutuhan kantong stoma tambahan, Bapak Bupati Fadeli sudah perintahkan agar itu ditanggung oleh Pemkab Lamongan, “ ujarnya kepada Tribunjatim.com, Minggu (16/9/2018).
• La Nyalla Absen dari Forum Ijtima Ulama II, Penyebabnya ini
Selama perawatan di RSUD Soetomo Surabaya, Agus menjelaskan Ghani sudah menjalani beberapa kali prosedur operasi. Termasuk pembuatan stoma, atau lubang untuk mengeluarkan feses dari perut.
Pada saat dilakukan prosedur penutupan stoma pada usia anak 13 bulan, operasi itu gagal dilanjutkan karena jahitan stoma terserang bakteri.
Jika prosedur ini selesai dijalankan, sebenarnya akan dilanjutkan dengan menghubungkan bagian usus yang sehat ke anus.
Sehingga saat itu harus dibuatkan stoma baru, hingga kini sang anak berusia 17 bulan. Selama rawat jalan ini keluarga pasien kesulitan biaya pembelian kantong stoma, untuk pembuangan feses dari lubang stoma.
Ini dikarenakan PBI BPJS hanya menanggung biaya operasi dan 1 kantong stoma. Sementara saat di poli, biasanya mendapatkan 2 kantong. Padahal seperti disampaikan Fitri, setiap hari setidaknya dibutuhkan 5 kantong stoma.(Surya/Hanif Manshuri)
-
Bupati Sidoarjo Saiful Illah Beri Dukungan untuk Fandi Utomo
-
Kedai Bakso Boedjangan Buka Cabang Lagi Lho di Surabaya, Kali Ini Konsepnya Prasmanan
-
Lihat Tagihan PBB Naik Hampir 300 Persen, Warga Pakal Surabaya Cemas Tunggu Tagihan
-
Mahasiswa Jepang dan Taiwan Kagumi Pembuatan Biodiesel dari Jelantah di UKWMS
-
Aksi Prabowo di Surabaya, Buka Jendela Sapa Pendukung Jokowi dan Pendukungnya Sendiri