Pasar di Pasuruan Berubah Jadi Plaza Gempol, Jualan Pedagang Makin Sepi dan Memprihatinkan
Jualan pedagang semakin sepi dan memprihatinkan, setelah pasar di Pasuruan berubah jadi Plaza Gempol.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Ansori (47) pedagang di Plaza Gempol Kabupaten Pasuruan sibuk menata dagangannya, Selasa (18/9/2018) siang.
Dia melap dagangannya berupa pakaian Bali dan sejumlah gamis yang terkena debu. Secara telaten, ia membersihkan debu tersebut. Selanjutnya, ia menata dagangannya sambil menunggu pembeli datang.
Ansori sudah sebulan buka stand di Plaza Gempol ini. Dia menjual sejumlah pakaian asal Bali, dan sejumlah gamis untuk anak muda dan orang tua.
Selama sebulan, ia memang belum melayani pembeli yang lumayan di sini. “Masih sepi di sini, sehari bisa jual satu potong itu sudah bagus. Kadang juga tidak sama sekali,” kata perempuan berjilbab ini saat ditemui Surya (Tribunjatim.com Network).
Menurutnya, daya beli di Plaza Gempol ini memang belum seberapa baik dan masih sepi. Padahal, sebelum berubah menjadi Plaza Gempol, pasar di sini sangat ramai sekali. Bahkan, menjadi rujukan orang yang mau beli dalam jumlah besar.
“Saya tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas masih belum seberapa baik. Saya kira mungkin belum banyak yang jual juga makanya dikira tidak ada yang jualan,” urainya.
Dijelaskan, dalam sebulan ini, pihaknya hanya mendapatkan untung tidak lebih dari Rp 3 juta. Padahal, di zaman pasar yang dulu, dirinya bisa meraup untung Rp 6 juta - Rp 10 juta per bulan.
"Ya saya berharap, ada bantuan dari pemerintah, misal bantu promosikan Plaza Gempol atau lainnya. Sangat sepi soalnya, banyak stan yang tidak diisi. Sayang, padahal bangunanya bagus dan berlantai 3," tambahnya.
Sekadar diketahui, bangunan ini sudah ada sejak dua tahun yang lalu. Bangunan ini bermula dari Pasar Gempol yang direvitalisasi menjadi Plaza Gempol. Harapannya, Plaza Gempol ini bisa menjadi sentra orang - orang Pasuruan belanja.
Plaza Gempol diharapkan bisa menjadi sentra kulakan yang non pasar dan makanan. Artinya, pakaian, kerajinan, dan lainnya. Sedangkan di belakangnya ada Pasar yang menyediakan semua kebutuhan dapur.
Faktanya, bangunan yang dibangun dengan anggaran Rp 22 miliar ini mangkrak. Sudah dua tahun puluhan stan tak terisi penuh.
Bahkan, hingga hari ini pun hanya 20 stan yang terisi, itupun tidak buka semuanya. Mayoritas masih kosong. Belum diketahui jelas, apa yang menyebabkan ini terjadi.
Yang jelas, sangat disayangkan bangunan sebesar dan semegah ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, minimal digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Dari pantauan Surya di lapangan, bangunan ini memang sepi. Mulai pagi - sore hari, tidak ada 100 orang yang masuk ke dalam Plaza Gempol. Tidak ada kendaraan lalu lalang di sini.
Sekalipun ada, kemungkinan mereka ke pasar bukan Plaza Gempol yang lokasinya di belakang Plaza. Bahka, parkirannya pun cenderung sangat sepi sekali. Tidak lebih dari 20 kendaraan yang terparkir di area parkir Plaza Gempol ini. Cat di tembok itu pun sudah mulai pudar.
Bahkan, lantainya pun sangat kotor sekali. Di dalam pasar pun sangat gelap, karena tidak pencahayaan lampu. Para pedagang di sini pun tampak santai.