OJK Malang Beri Tips Warga Agar Tak Tertipu Produk Janji Manis Investasi Bodong, Mudah Banget!
Agar tidak tertipu produk investasi bodong, Widodo menyarankan masyarakat agar terlebih mengetahui data informasi.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ayu Mufihdah KS
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Widodo mengatakan, saat ini pemahaman literasi di Indonesia masih sangat rendah sekitar 35 persen.
Jumlah ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang rata-rata 80 persen.
Berdasarkan temuan tersebut, Widodo berpendapat bahwa pemahaman literasi keuangan masyarakat sangat penting.
Hal tersebut semata-mata dilakukan untuk menghindarkan masyarakat, dari investasi yang merugikan atau investasi bodong.
"Pemahaman ini penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh investasi yang irrasional," kata Widodo saat dikonfirmasi, Kamis, (1/11/2018).
• Potensi Pariwisata di Kabupaten Malang Berlimpah, DPRD Ingin Bangun SMK Pariwisata
Ketika menyampaikan materi di SMAN 1 Kepanjen, Widodo mengharapkan kehadiran literasi keuangan ini, juga mampu dipahami oleh kalangan pelajar.
Harapannya, semakin memberikan pemahaman literasi keuangan agar masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan jasa keuangan.
"Kami juga bekerjasama dengan Dinas untuk membuat kurikulum dan buku pelajaran tentang literasi keuangan," katanya.
Agar tidak tertipu produk investasi bodong, Widodo menyarankan masyarakat agar terlebih mengetahui data informasi mengenai perusahaan mana yang aman dan yang tidak.
• Cedera Ankle, Ismed Sofyan Terancam Tak Bisa Bela Persija Jakarta Lawan Persebaya Surabaya
Informasi tersebut bisa didapat di website resmi Otoritas Jasa Keuangan yakni ojk.co.id atau melalui telepon ke saluran 157 bebas pulsa.
"Masyarakat harus tahu mana yang aman dan yang tidak. Konfirmasi ke kami, di website kami informasi itu ada," pesan Widodo.
Menurut data OJK Malang tingkat literasi keuangan di Jawa Timur mencapai 75 persen.
Tapi menurut Global Fintech literasi di Indonesia masih mencapai 48 dengan akses pengguna produk dan jasa keuangan mencapai 45 juta jiwa.
"Maka dari itu, melihat kondisi sekarang, perlu ditingkatkan lagi pemahamannya," pungkas Widodo.
• Persib Bandung Tanpa Kemenangan di 5 Pertandingan Terakhir, Mario Gomez Optimistis Timnya Juara Liga