Termakan Rumor Kiamat

Termakan Ajakan Hindari Kiamat, 53 Warga Jual Tanah-Rumah Cuma Rp 20 Juta, Lalu Berlindung di Malang

Penulis: Rahadian Bagus
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI KIAMAT

Muhtar mengatakan, di desanya ada keluarga yang tiba-tiba menjual mobil, motor, sapi lantaran percaya empat tahun lagi akan tiba kiamat.

Orangtua bersama anak dan istrinya diajak ke Malang untuk beribadah.

"Gonku enek mas mobile montore sapine didol jare 4thun engkas rep kiamat. wong tuane sak anak bjone diajak neng malang. jare rep ngibadah thok," tulis Muhtar.

Sementra pemilik akun Che Chipruetz Philhaophipholhepher mengatakan warga yang pindah ke Malang telah menjual rumah dan hewan peliharaan dengan harga murah.

"Lemah sak omah gur didol 20 juta Lurrr,,, Gek kandang sak sapine gur 8 juta,,,,,.(Tanah dan rumah cuma dijual seharga Rp 20 juta, kandang dan sapinya cuma Rp 8 juta)," tulis Che Chipruetz.

Komentar Bupati Ipong

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni (surabaya.tribunnews.com)

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mengaku sudah mendengar kabar bahwa ada 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, secara serentak pindah ke Malang, lantaran adanya isu kiamat.

"Ya betul, kejadiannya sekitar sebulan yang lalu. Kami sudah berusaha mencegah, memberikan pembinaan, agar tidak dilakukan tetapi mereka sudah terlanjur yakin dan jatuh cinta jadi ya susah.

Mereka yakin dunia ini akan kiamat dan kalau ikut kiai dari Kasembon Malang itu, nanti seperti kisah nabi nuh, mereka tidak ikut kiamat," kata Ipong saat dikonfirmasi, Selasa (13/3/2019).

Ipong mengaku prihatin masih ada warganya yang percaya dengan hal-hal yang tidak masuk akal.

"Prihatin, masih ada yang percaya hal-hal begitu. Jelas itu nggak masuk akal. Sesungguhnya kita sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman. Tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini," kata Ipong saat dikonfirmasi, Selasa (13/3/2019) siang.

Ipong mengatakan, agar isu ini tidak semakin meluas pihaknya akan segera berkoordinasi dengan MUI dan ormas keagamaan untuk melakukan pembinaan.

"Ya kita terus mengadakan pembinaan pada masyarakat yang belum kena pengaruh ini. Nanti akan berkoordinasi dgn MUI dan ormas keagamaan untuk turun melakukan pembinaan," katanya.

Dia menambahkan, menurutnya agar isu tersebut tidak semakin berkembang di Jawa Timur, menurutnya perlu dilakukan upaya yang serius dari ormas keagamaan, MUI, Pemprov Jatim, Pemkab Malang untuk menangani pusat ajaran tersebut di Kasembon, Malang. (rbp)

Berita Terkini