Kondisi dan kadar kuwalitas udara di wilayah kota ini akan dipantau melalui sistem monitoring udara ini. Udara bebas akan diukur kadar polutannya itu dengan sistem ini.
Kepala Dinas LH Agus menuturkan bahwa saat ini sudah ada tiga Stasiun pemantau udara itu.
Yakni di Taman Prestasi (di Jl. Ketabang Kali), di Kebon Bibit Wonorejo (Jl. Kendalsari 117), dan Kelurahan Kebonsari (Jl. Kebonsari Manunggal 22).
Hasil ketiga stasiun pemantauan itu akan dirupakan data display yang saat ini sudah ada.
Ada dua lokasi pemasangan data display tersenut yakni di Gubeng Pojok dan MERR Jl Soekarno.
"Rencana dalam waktu dekat ini kami pasang display kadar kuwalitas udara di Tugu Pahlawan," terang Agus.
(Tri Rismaharini Ingin Tambah Tempat Pembuangan Sampah Penghasil Listrik di di Tenggilis Tengah)
(Laga Persebaya Vs Tira Persikabo, Amido Balde Coba Lupakan Paceklik Gol di Dua Laga Sebelumnya)
Informasi yang diterima surya, alat Pemantau kadar udara itu tidak murah. Semua terpasang dalam seperangkat atau satu set. Stasiun dan minitor display.
Satu Board yang terhubung dengan Stasiun pemantauan udara itu senilai Rp 2 miliar.
Sementara itu anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Vincensius Away meminta agar peralatan mahal itu tidak sekadar pajangan dan pantas-pantasan.
"Harus menjadi semacam panduan untuk mendorong meningkatkan Kuwalitas udara Surabaya," kata Away.
Board atau monitor pengukur kuwalitas udara itu memberi nilai manfaat.
Jika dalam catatan muncul kuwalitas udara rendah atau tingginya polutan udara tinggi maka harus dilakukan tindakan dan antisipasi.
Harus selalu rutin dilakukan tes gas buang setiap kendaraan.
Menurut Away yang utama adalah mengajak warga beralih ke kendaraan umum.