Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pohon Sono Keling di Jalan Provinsi Tulungagung Ditebang, Warga Diminta Menjauh dan Diberi Uang

Dugaan Penebangan pohon ilegal muncul usai penemuan aksi penebangan sejumlah pohon sono keling di Kecamatan Sumbergempol Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Anugrah Fitra Nurani
SURYA/DAVID YOHANES
Bekas batang pohon sono keling yang dipotong di tepi jalan provinsi Kecamatan Sumbergempol. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah pohon sono keling di tepi jalan provinsi di Kabupaten Tulungagung terpantau hanya tinggal bonggolnya saja.

Salah satu yang dipotong adalah di depan ruko, di wilayah Kecamatan Sumbergempol. Pohon dipotong mendekati tanah, sehingga sekilas tidak terlihat.

Ukuran pohon sejenis yang lebih besar, di barat Polsek Rejotangan juga dipotong.

Aksi penebangan pohon secara massal ini membuat dugaan pembalakan liar muncul, mengingat kayu sono keling punya nilai jual sangat tinggi.

(Ladang 5.000 Pohon Ganja Seluas 4 Hektar di Aceh Ditemukan Polisi setelah Terobos Sungai dan Hutan)

(Hujan & Angin Kencang di Bojonegoro, Puluhan Rumah Rusak & Pohon Tumbang, Ada Warga Tersambar Petir)

Seorang warga Rejotangan, MT (40) mengungkapkan, dirinya sempat mendekat saat pemotongan berlangsung.

Anehnya, proses pemotongan dijaga. Namun MT tidak menyebut, instansi mana yang menjaga.

"Yang membuat saya curiga, saya langsung diusir. Beberapa orang malah diberi uang kemudian disuruh pergi," terang MT.

MT mengaku sempat bertanya, alasan pemotongan pohon itu. Ia mendapat penjelasan, pemotongan dalam rangka peremajaan.

Namun alasan ini tidak masuk akal, karena pohon yang dipotong masih tergolong muda dan masih berdiri kokoh.

"Kalau memang peremajaan, kenapa sasarannya hanya sono keling? Kenapa bukan pohon asem yang sudah 50 tahun lebih dan rawan dahannya jatuh," tegas MT.

(Sarang Tawon Ndas di Pohon Bambu yang Resahkan Warga Tuban Dievakuasi Petugas BPBD, Begini Aksinya)

(Hujan & Angin Kencang di Bojonegoro, Puluhan Rumah Rusak & Pohon Tumbang, Ada Warga Tersambar Petir)

Seorang warga lainnya juga mengakui ada bagi-bagi uang tutup mulut, saat proses pemotongan.

Namun saat ditanya siapa pihak yang memotong pohon sono keling ini, ia mengaku tidak tahu.

Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Tulungagung, Muhammad Ichwan Musofa mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan data terkait pembalakan sono keling ini.

Semua pohon yang dipotong ada di pinggir jalan, yang artinya ada di tanah negara. Ternyata penebangan pohon ini juga terjadi di Lumajang dan Pasuruan.

"Mungkin saja di daerah-daerah lain ada pemotongan. Tapi masyarakat tidak tahu," ujar Ichwan.

Lanjut Ichwan, sono keling masih dalam jenis kayu apendik 2. Kayu ini diawasi dan dibatasi peredarannya. Untuk tujuan ekspor harus ada izin khusus.

Karena itu kayu yang dipotong harus dilelang, dan uangnya masuk ke kas negara. Ichwan khawatir, alasan peremajaan dan pemangkasan adalah cara untuk menutup modus pembalakan liar.

(Peringati Earth Hour 2019, Angkasa Pura Juanda Tanam 555 Bibit Pohon Mangrove)

(Hujan & Angin Kencang di Bojonegoro, Puluhan Rumah Rusak & Pohon Tumbang, Ada Warga Tersambar Petir)

"Karena nilai kayu ini saat ini jauh lebih mahal dari kayu jati. Apalagi untuk ekspor, nilainya bisa dua sampai tiga kali lipat dari kayu jati," ungkap Ichwan.

Atas temuan ini Ichwan sudah melapor ke Gubernur Jawa Timur.

Selain itu Ichwan juga melapor ke BKSDA Jawa Timur, dan sudah diteruskan ke Balai Pengamanan dan Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kita lihat saja hasilnya seperti apa. Yang penting kami sudah melaporkan," pungkas Ichwan.

Reporter: Surya/David Yohanes

(Polemik Penebangan Pohon di Pasuruan yang Disinyalir Milik Aset BBWS Brantas)

(Hujan & Angin Kencang di Bojonegoro, Puluhan Rumah Rusak & Pohon Tumbang, Ada Warga Tersambar Petir)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved