Hari Guru Nasional, Guru Jawa Timur Siap Cetak Generasi Unggul untuk Indonesia Maju
Ribuan guru dari seluruh wilayah Jawa Timur turut menyemarakkan puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Jawa Timur yang ke 74 di Jatim Expo,
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ribuan guru dari seluruh wilayah Jawa Timur turut menyemarakkan puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Jawa Timur yang ke 74 di Jatim Expo, Minggu (24/11/2019).
Para guru Jawa Timur ini menyatukan semangat mencetak generasi unggul untuk Indonesia Maju di tahun 2045 mendatang.
Hadir dalam acara ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Hudiyono, serta Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi.
Gubernur Khofifah mengatakan guru menjadi penentu terlahirnya sekaligus terwujudnya SDM unggul menuju Indonesia Maju pada tahun 2045 mendatang.
(NasDem Luncurkan Mobil Siaga Partai, Gubernur Khofifah Usul Nama Kepanjangan, Siap, Antar, Jaga)
Sebab di tangan-tangan guru yang mengajar di kelas, terbentuk karakter, tersampaikannya pengetahuan, dan terlatihnya keterampilan seorang anak didik.
"Guru harus menjadi sumber spirit memotivasi siswanya. Dalam penelitian Mc Kinsey di tahun 2030 Indonesia diramalkan akan menjadi tujuh besar kekuatan dunai," kata Gubernur Khofifah.
"Ramalan ini akan terwujud dengan kerja keras dan kualitas guru di Indonesia termasuk guru guru dari Jawa Timur," tandas Khofifah.
Menurutnya, semangat dan dorongan dari para guru dapat membuat murid mampu meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
Inovasi dan kreativitas ini bisa menjadi dasar mewujudkan Indonesia maju dan unggul. Sebab pada dasarnya para guru merupakan teladan bagi muridnya.
Menyongsong revolusi industri 4.0, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga turut mengingatkan guru tentang pentingnya reskilling.
Pembelajaran di kelas harus disesuaikan dengan orientasi skill yang memang dibutuhkan di era perkembangan dan tuntutan zaman.
Agar SDM yang dihasilkan adalah SDM yang siap kerja dan sesuai dengan kebutuhan pasar dan dunia usaha dunia industri.
"Tanpa skill masa depan, manusia bisa digrounded dan tergantikan mesin. Itulah kenapa re-skilling menjadi penting saat ini," kata Gubernur Khofifah.
"Kita melihat tahun 2018 kemarin penggunaan mesin baru 29 persen. Dua tahun yang akan datang penggunaan mesin sudah 42 persen. Tahun 2025 penggunaan mesin diprediksi sudah menjadi 52 persen," tegasnya.