Pameran Barang Antik Banyuwangi Membawa Kembali Ingatan Berkunjung ke Rumah Nenek
Di pameran bertajuk Blambangan Antik itu, ada berbagai barang-barang kuno seperti gelas, piring, lemari, alat komunikasi, yang usianya ratusan tahun.
Penulis: Haorrahman | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Haorrahman
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Menggeliatkan ekonomi lokal, Kecamatan Banyuwangi menggelar pameran barang antik.
Beragam barang kuno dipamerkan di halaman kantor kecamatan yang membawa pengunjung seolah kembali ke masa lalu.
Pameran bertajuk Blambangan Antik itu digelar mulai 7 hingga 16 Agustus 2020.
Terdapat berbagai barang-barang kuno seperti gelas, piring, lemari, meja, alat komunikasi, yang usianya sudah ratusan tahun, mengingatkan kita saat berkunjung ke rumah nenek.
Banyak juga barang-barang masa kolonial Belanda dan Jepang. Seperti lemari pendingin (kulkas) zaman kolonial Belanda sekitar 1900-an, yang masih terbuat dari kayu.
Kulkas ini berupa kotak kayu yang dilengkapi dengan compressor dan bisa menyimpan makanan.
• Bantu Dapatkan Pupuk Bersubsidi, Banyuwangi Usulkan 113 Ribu Petani Lewat e-RDKK
Ada juga proyektor film Sekonic 80J Auto. Terdapat juga uang koin kuno zaman kerajaan. Ada koin kuno Sutan Muhammad Bahduddin, Palembang, Sumatera Selatan, tahun 1193 H atau 1776-1803 M. Ada juga komik berbahasa mandarin yang telah berusia tua, dan barang-barang antik lainnya.
Ada juga barang-barang kuno khas Banyuwangi. Mulai rumah asli Banyuwangi, lemari, kursi, hingga barang kecil seperti gelas dan manik-manik.

Ketua Panitia Blambangan Antik, Agus Karim, mengatakan, pameran ini digelar untuk mengobati kerinduan para pecinta barang antik.
"Kami memperkenalkan budaya kita zaman dahulu. Berbagai peralatan dapur kami pun juga ada," kata Agus, Jumat (14/8/2020).
• Dr Tirta Bakar Motivasi Penerima Beasiswa Banyuwangi Cerdas, Cerita Perjalanan hingga Punya 62 Usaha
Pameran ini diikuti 20 vendor pemilik barang antik di Banyuwangi.
"Sebenarnya terdapat sekitar 60 vendor pemilik barang antik di Banyuwang. Tapi karena keterbatasan tempat pameran, kami membatasi hanya 20 vendor," kata Agus.
Barang-barang antik di pameran juga bisa dijual dan dilelang.