Insiden Menegangkan Bom Meledak di Jeddah Arab Saudi, Pejabat AS hingga Prancis 'Kutuk' Serangan Itu
Bukan acara biasa, acara tersebut diketahui dihadiri oleh perwakilan beberapa negara seperti Kedutaan Besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dsb.
TRIBUNJATIM.COM - Insiden menegangkan saat bom meledak di Jeddah Arab Saudi.
Pasalnya, bom meledak di acara yang dihadiri pejabat AS hingga Prancis.
Para pejabat tersebut mengutuk serangan bom itu.
Sebagai informasi, sebuah bom meledak di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (11/11/2020) lalu.
Sedikitnya tiga orang terluka ketika sebuah alat peledak menghantam upacara Internasional untuk memperingati akhir Perang Dunia I di sebuah pemakaman di kota Jeddah, Arab Saudi.
Bukan acara biasa, acara tersebut diketahui dihadiri oleh perwakilan beberapa negara.
Baca juga: 182 Orang Diamankan Jelang Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya, 1 Anak di Bawah Umur Bawa Bom Molotov
Baca juga: Polisi Amankan 169 Orang dalam Aksi Tolak Omnibus Law di Surabaya, Ada yang Bawa Bom Molotov
Dilansir dari Aljazeera, acara dihadiri oleh Kedutaan Besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Mereka pun sama-sama mengatakan serangan bom tersebut merupakan 'pengecut', dan mereka mengutuknya.
Menteri Timur Tengah dan Afrika Utara, James Cleverly, pun menuliskan cuitan di twitter.
"Serangan seperti itu terhadap orang yang tidak bersalah memalukan dan sepenuhnya tanpa keadilan," kata pernyataan itu, menambahkan bahwa mereka berjanji mendukung pemerintah Saudi saat mereka menyelidiki insiden tersebut.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh kedutaan besar dari lima negara yang hadir mengatakan:
"Serangan seperti itu terhadap orang yang tidak bersalah memalukan dan sepenuhnya tanpa pembenaran."
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, upacara tahunan itu untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Prancis, menjadi sasaran serangan itu.
Prancis pun telah mendesak warganya untuk waspada maksimum di tengah ketegangan yang meningkat, setelah penyerang bulan lalu memenggal kepala seorang guru sekolah menengah Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW di kelas.