Pengangguran di Jatim
Angka Pengangguran Naik 2,03 Persen, Jumlah Penduduk Miskin Jawa Timur Tertinggi di Indonesia
Angka pengangguran Jatim naik 2,03 persen di tengah pandemi virus Corona. BPS Jatim ungkap jumlah penduduk miskin tembus 4,5 juta jiwa.
Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kehadiran pandemi virus Corona ( Covid-19 ) di Indonesia, sepertinya membuat Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengalami lonjakan angka pengangguran yang tinggi.
Saat diwawancarai TribunJatim.com, melalui via WhatsApp, Senin (22/2/21), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia telah mencetak angka pengangguran di Jatim sepanjang tahun 2020 (kurun waktu Januari-Agustus).
Ia mengungkapkan, pengangguran di Jatim menembus diangka 1,3 juta jiwa (1.301.145 orang).
Baca juga: Pembeli Kaget, Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Surabaya Naik hingga Rp 110 Ribu Perkilo
Baca juga: Plh Bupati Jember Hadi Sulistyo Akhiri Dualisme Jabatan di Pemkab Jember, Ayo Kembali Bekerja
Jumlah tersebut meningkat 2,03 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.
"Jumlah Pengangguran Terbuka Jawa Timur keadaan Agustus 2020 sebanyak 1.301.145 orang atau bertambah 466.015 orang dari data di 2019, yang mana pada 2019 pengangguran hanya ada sebanyak 835.130 orang," ujar Dadang.
Ditanyai perihal jumlah penduduk miskin di Jatim ditengah-tengah kondisi ketenagakerjaan yang kurang baik itu, Dadang mengatakan berdasarkan data terakhir, tepatnya September 2020, total jumlah penduduk miskin di Jawa Timur telah mencapai 4,5 juta jiwa (4.585.970 orang)
"Jumlah itu bertambah sebesar 166.870 (166,9) ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 4.4 juta jiwa (4.419.100 orang), atau mengalami peningkatan sebesar 11,09 persen," terangnya.
Baca juga: Tangis Bayi Perempuan Terlantar di Kebun Tebu Dusun Sidoreno, Dimasukkan Kardus Terbungkus Plastik
Baca juga: Duel Kakek di Bojonegoro Berujung Maut, Gara-gara Tuduhan Selingkuh dengan Istri Tetangga
Adapun beberapa faktor penyebab utama terkait dengan kenaikan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2020-September 2020 antara lain dipaparkan Dadang sebagai berikut: