Ibu Hamil Waspada Preeklampsia, Bisa Berdampak Buruk Pada Janin, Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya
Preeklampsia bisa berdampak buruk pada kesehatan wanita hamil dan janinnya. Kenali faktor risiko dan gejalanya bareng Tim Lifepack.
Reporter: Nada Karisma | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM - Hipertensi gestasional atau tekanan darah tinggi pada masa kehamilan, sering sekali terjadi pada wanita hamil (Baca juga Mengenal Hipertensi Gestasiional dan Komplikasinya).
Biasanya, penyakit yang satu ini terdiagnosa pada usia kehamilan 20 minggu atau pada waktu menjelang tanggal kelahiran.
Hipertensi gestasional dapat hilang setelah Anda melahirkan, namun pada beberapa kasus dapat menyebabkan hipertensi kronis setelah melahirkan atau bahkan menyebabkan preeklampsia.
Namun apa sih preeklampsia? Apakah berbahaya? Simak informasi selengkapnya pada ulasan Tim Lifepack yang telah ditinjau dr Irma Lidia.
Apa Itu Preeklampsia?
Preeklampsia adalah penyakit yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi pada masa kehamilan.
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil membuat suplai darah ke janin menjadi berkurang.
Hal ini membuat janin kekurangan oksigen dan nutrisi akibat darah yang mengandung oksigen dan nutrisi tidak sampai ke janin.
Preeklampsia juga dapat terjadi pasca melahirkan. Kejadian ini sering terjadi dalam 48 jam pasca melahirkan dan disebut juga dengan preeklampsia postpartum.
Selain preeklampsia, penyakit lain pada masa kehamilan yang berkaitan dengan hipertensi adalah eklampsia.
Jadi preeklampsia dan eklampsia adalah penyakit yang berkaitan dengan hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan. Eklampsia mengakibatkan kondisi yang lebih parah dibandingkan preeklampsia hingga mengakibatkan kejang dan koma.
Preeklampsia Berat

Preeklampsia dapat menjadi parah dan mengakibatkan beberapa efek buruk terhadap kesehatan ibu maupun janin.