Hotel Niagara Lawang Nuansa Klasik Sarat Sejarah Paduan Arsitek Brazil, Belanda, China dan Victoria
Hotel Niagara di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ternyata memiliki sejarah panjang di balik bangunan bertingkat yang kini usianya lebih dari 1 abad
Reporter: Wiwit Purwanto | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, MALANG– Hotel Niagara di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ternyata memiliki sejarah panjang di balik bangunan bertingkat yang kini usianya lebih dari 1 abad.
Ongko Budiarto sang GM Hotel Niagara yang juga salah satu dari putra pemilik hotel yang kini mengelola hotel mengatakan hotel ini dulu adalah bangunan vila keluarga.
“Dulunya adalah vila keluarga milik orang Belanda, lalu dibeli orangtua saya dan sekitar Tahun 1964 berubah fungsi jadi hotel,” katanya saat wawancara virtual bersama Pimred Harian Surya Febby Mahendra Putra, Senin (29/03/2021).
Yang menarik kata Ongko, Hotel Niagara ini adalah bangunan bertingkat paling tinggi se Asia di jamannya. Surya melihat sendiri ornamen dan arsitek hotel ini baik dari luar hingga ke masing masing kamar dari lantai 1 sampai rooftop.
“Bangunan hotel ini terdiri dari beberapa aliran arsitektur, dengan arsitek Mr Pinedo dari Brazil, lalu ada lift dari Belgia dan bangunan ini adalah bangunan bertingkat paling tinggi di jamannya,” papar ongko.
Baca juga: 4 Isu Utama Hasil Reses DPRD Ponorogo, Infrastruktur Hingga Hajatan
Di area lobby misalnya ada seperti ada harimau bersayap yang menjadi ciri dari suku Aztec, lalu ornamen ornamen dari Tiongkok dengan nama nama pemilik sebelumnya yang terpahat di kaca, lalu aliran Victoria juga ada. Beberapa kali hotel ini kata Ongko juga menjadi tempat pilihan komunitas arsitektur untuk berkumpul.
Dulu kata Ongko semua dilapisi dengan keramik, namun karena usia sebagian keramik itu rusak dan sekarang tersisa di bagian dinding lobby yang masih terlihat.
Demikian juga dengan plafon, hampir semua ruangan dan lantai, plafon terbuat dari ukiran kayu jati, seperti yang masih tampak di lantai bawah.
Hotel Niagara ini ada 5 lantai, lantai 1 untuk public area dan ada dua kamar, 1 kamar untuk digunakan keluarga pemilik hotel, dan 1 kamar tipe classic. Lantai 2 ada 6 kamar berbagai tipe, lantai 3 ada 7 kamar. Lantai 4 dan 5 tidak difungsikan karena sedang dalam renovasi selain itu lift juga tidak berfungsi.
“Lantai 4 ada 6 kamar dan lantai 5 ada 7 kamar, terus bagian rooftop, sebelumnya lantai 4 dan 5 ini difungsikan tapi pada Tahun 2000 an ditutup karena renovasi dan belum dilanjutkan sampai sekarang,”” tukasnya.
Sebelum pandemi Covid 19 melanda okupansi hotel ini mencapai 50 – 70 persen, dengan tamu yang beragam dari berbagai daerah. Kalau tamu dari luar negeri sebagian besar dari Belanda. (wiwit purwanto)
Kumpulan berita Malang terkini
Hotel Niagara
Ongko Budiarto
Lawang
Malang
Januar AS
Wiwit Purwanto
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Berita Malang Terkini
Curiga Suara Kayu Jatuh, Wanita Tinggalkan Jemuran, Langsung Teriak Tolong Lihat Sosok Kakek |
![]() |
---|
Terjawab Kasus Mayat Busuk di Kuburan Cina, Tewas Bercinta Sejenis: 'Jijik', Pelaku Tak Habis Pikir |
![]() |
---|
Wajah Anak Nadya Tak Bisa Bohongi Siapa Orang Tuanya, Rizki DA Buat Emosi Keluarga Istri, Ridho: Wih |
![]() |
---|
Malam Kelam Lucinta Dilabrak Istri Sah, Kabur Cuma Pakai Handuk, Layani Kakek 90 Tahun Demi Keluarga |
![]() |
---|
Di Ruangannya, Oknum Kepsek Makin Terpacu Cabuli Siswi Teriak 'Jangan Pak', Ayah Naik Pitam: Nyesal |
![]() |
---|