Berita Kota Kediri
Hati Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar Bergetar Sedih Saat Hadiri Vaksinasi Covid-19 di SD
Hati Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bergetar sedih saat menghadiri vaksinasi Covid-19 di SD. Berawal dari menenangkan anak yang ketakutan.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Didik Mashudi
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Kota Kediri saat ini sedang merancang memberikan perhatian terhadap 266 anak yatim piatu usia 0-11 tahun akibat Covid-19, yang masuk kategori kurang mampu.
"Pemkot Kediri sedang menggodok payung hukum agar bisa membantu anak-anak tersebut hingga lulus sekolah, minimal SMA," ungkap Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, Sabtu (18/12/2021).
Namun Abdullah Abu Bakar tidak menginginkan program bantuan untuk anak-anak tersebut hanya berjalan saat periode dirinya menjabat.
Karena anak-anak terdampak pandemi Covid-19 harus tetap terjamin sekolahnya meski dirinya sudah tidak menjabat lagi sebagai Wali Kota Kediri.
"Maka itu perlu dipayungi aturan hukum yang tegas dan jelas agar masa depan mereka bisa terjamin," jelas wali kota yang akrab disapa Mas Abu itu.
Abdullah Abu Bakar mengaku pernah mengalaminya, saat ia SD ayahnya meninggal.
Sehingga ia mengaku paham kerepotan orangtuanya sebagai orangtua tunggal yang harus bekerja dan tetap merawat ketiga anak yang masih kecil-kecil.
Sebelumnya Abdullah Abu Bakar menemukan kejadian mengharukan saat menghadiri vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun di SDN Banjaran, Kota Kediri.
Salah satu peserta vaksinasi, Qafisha Malia Rahmadani (7) pelajar kelas 1 SDN Banjaran 5 ketakutan dan menutup matanya saat jarum suntik menembus lengan kirinya.
Untuk mengurangi ketakutannya, Qafisha membenamkan wajahnya ke perut kakaknya, Bagas Ridho Prasetyo (14), pelajar kelas 1 SMP Negeri 5, Kota Kediri.
Baca juga: Mensos Risma Menangis Peluk Anak Yatim di Pasuruan, Berpesan agar Tetap Semangat Gapai Cita-cita
Abdullah Abu Bakar yang sedang memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berdiri di belakang ikut menenangkan Qafisha, bocah piatu yang ditinggal ibunya yang meninggal karena Covid-19.
Qafisha diantar kakaknya karena ayahnya Arie Prastya Wibawa (33) masih bekerja sebagai pegawai honorer penyapu jalan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri di wilayah Pare.
Sementara ibu Qafisha, Novi Wulandari telah meninggal dunia pada 7 Agustus 2021 karena terpapar Covid-19. Novi meninggal di usia 30 tahun, 4 hari setelah melahirkan putra ketiganya, Ahmad Fadli Prasetyo yang saat ini berusia 4 bulan.
Kota Kediri
anak yatim piatu
Abdullah Abu Bakar
pandemi Covid-19
SDN Banjaran
TribunJatim.com
Berita Kota Kediri Terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Kelola Bank Sampah, Wali Kota Kediri Launching Aplikasi Laku Pandai dan e-Bank Sampah |
![]() |
---|
Hari Santri Nasional, Ribuan Warga Kediri Ikuti Jalan Sehat Sarungan Berhadiah Motor hingga Umrah |
![]() |
---|
6 Orang Diamankan dalam Razia PMKS di Kediri, Petugas Lakukan Pendataan hingga Pemeriksaan Kesehatan |
![]() |
---|
Lestarikan Cagar Budaya, Rumpun Bambu yang Tersangkut di Bawah Jembatan Lama Kediri Dibersihkan |
![]() |
---|
Wali Kota Abdullah Abu Bakar Ungkap Peran Serta Muslimat NU untuk Kota Kediri: Banyak Kolaborasi |
![]() |
---|