Berita Blitar
Polisi Blitar Tutup Hidung Saat Temukan Pil Koplo, Pelaku Sembunyikan Barang Haram di Kaus Kaki
Proses penangkapan terhadap Rendi (19), pengecer pil koplo, yang ditangkap di tempat kosnya, Kamis (23/9/2022) malam, memang tak ada yang dramatis
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Proses penangkapan terhadap Rendi (19), pengecer pil koplo, yang ditangkap di tempat kosnya, Kamis (23/9/2022) malam, memang tak ada yang dramatis namun petugas dibikin menutup hidup saat menggeledahnya.
Sebab, rombongan petugas itu terpaksa harus menguat-nguatkan saat mengambil barang dari dalam kaus yang dikenakan Rendi karena baunya menyengat.
Dari dia, petugas menemukan lima paket, dengan masing-masing paket berisi 15 butir. Yang empat paket ditemukan dalam kaus kakinya sedang yang satu paket ditemukan dalam bungkus rokok.
Katanya, per paketnya dijualnya Rp 50.000 atau harga tergantung siapa pembelinya. Jika anak-anak ABG, yang kebanyakan jadi pelanggannya, harganya bisa lebih rendah karena biasanya mereka kalau beli barang itu dengan cara patungan dengan teman-temannya.
"Barang yang kami sita itu merupakan sisa dari jualannya yang sudah laku. Dan, cara menjualnya, ia cukup fleksibel atau lebih murah antara Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per paketnya dengan harga pasaran sehingga cepat laku," kata AKP Rokani, Kasat Narkoba Polres Blitar.
Seperti kasus-kasus sebelumnya, ia ditangkap itu karena dari pengakuan seorang pemakai yang masih ingusan (anak-anak). Ia mengaku baru beli barang dari Rendi saat nongkrong di sebuah warung kopi bersama teman-temannya. Rendi tiba-tiba muncul lalu menawarkan barang. Karena sudah saling kenal, sehingga tak menunggu lama, langsung terjadi transaksi.
Baca juga: Datangi Lapas Malang, Tim Divpas Kanwil Kemenkumham Jatim Pantau Rehabilitasi Narkoba Warga Binaan
"Namun, ia (Rendi) itu jarang nonggol dan tak mudah diajak ketemu meski sudah saling kenal," paparnya.
Akhirnya, petugas melacak keberadaannya dan diketahui kalau ia itu memang jarang muncul di wilayah Blitar.
Ia sendiri adalah kelahiran Banyuwangi namun entah kenapa ia kini tinggal di kosnya, yang ada di Kelurahan Bedali, Kecamatan Ngancar, Kediri. Kata beberapa orang yang mengenalnya, ia jarang terlihat mengamen namun ke mana-mana selalu menenteng guitar.
'Dugaannya, itu hanya triknya, untuk mengedarkan barang, agar tak dicurigai orang lain," paparnya.
Bahkan, bukan hanya itu namun ia pergi ke mana-mana juga jarang naik angkutan umum karena kalau tidak jalan kaki ya menumpang mobil terbuka seperti truk.
Cara berpakaiannya juga cukup khas, atau mungkin menyesuaikan dengan gaya pakaian para pelanggan pil koplonya.
Cara berpakaiannya juga cukup khas, atau mungkin menyesuaikan dengan gaya pakaian para pelanggan pil koplonya. Yakni, selalu mengenakan jaket, bersepatu namun sama sekali tidak rapi.
"Ya sebelum menangkapnya, petugas ya mempelajarinya dulu (bahkan juga menguntitnya)," ujarnya.
Petakan Jabatan dan Pemakaian Senpi, Ratusan Personel Polres Blitar Kota Ikuti Tes Psikologi |
![]() |
---|
Naik Dua Kali Lipat, 250 Ribu Orang Kunjungi Kawasan Makam Bung Karno Blitar Selama Tahun 2022 |
![]() |
---|
Jalur Golden Tiket Masuk SMPN1 Kota Blitar Diperebutkan Ratusan Siswa, Hanya Diambil 29 Anak Saja |
![]() |
---|
Sambut Tahun Baru Imlek 2023, Umat Konghucu Kota Blitar Mandikan Patung Dewa Klenteng Poo An Kiong |
![]() |
---|
Kasus DBD di Blitar Meningkat, Mayoritas Pasien Usia 5-14 Tahun, Warga Diimbau Hidup Bersih |
![]() |
---|