Berita Kota Batu
Dampak PMK Belum Usai, Harga Sapi di Kota Batu Belum Stabil, Produksi Susu Turun
Dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum selesai, harga sapi di Kota Batu belum stabil, produksi susu pun menurun.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
"Kami berupaya mencapai pemulihan dari sektor itu karena apa, mereka yang tidak memiliki pekerjaan lain, kecuali beternak itu sendiri memang sangat terasa. Pinjam sana, pinjam sini, demi upaya pemulihan," paparnya.
Para peternak juga mengeluhkan pendataan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang dinilainya hanya mendata sapi mati saja. Dinas disebut tidak mendata sapi-sapi yang sakit dan produksi susunya berkurang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto menyatakan, di tengah kelangkaan pupuk bersubsidi, harganya juga tidak murah, solusi yang ditawarkan yakni kembali ke pertanian organik.
Terkait PMK, Heru mengatakan, penyakit tersebut tidak bisa selesai dalam waktu satu atau dua tahun saja. Butuh waktu cukup panjang untuk benar-benar mentas. dari sekitar 15 ribu sapi di Kota Batu, 500 di antaranya adalah sapi potong.
Data itu menandakan bahwa sapi perah sangat banyak di Kota Batu. Dinas yang ia pimpin sudah berupaya meningkatkan anggaran ke dalam kategori Bantuan Tidak Terduga (BTT). Namun hal tersebut belum bisa terlaksana karena tidak masuk dalam pembahasan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2022.
"Awalnya hendak kami masukan ke BTT, tapi sampai pembahasan PAK, BTT tidak bisa dilaksanakan. Akhirnya ada anggaran yang tidak banyak," ujarnya.
Dinas secara tidak langsung mengakui pendataan dilakukan terhadap sapi yang mati. Pasalnya, ada aturan santunan terhadap sapi yang mati. Nilainya Rp 10 juta per sapi dengan maksimal lima sapi.
"Dengan aturan yang baru, santunan sekitar Rp 10 juta. Saat ini ada 170 yang ditampung oleh pemerintah pusat dalam gelombang satu dari Kota Batu. Progresnya saat ini, ternak mati tahap dua ada 912 ekor. Insyaallah ini semua peternak di Kota Batu masuk semuanya, tapi bantuannya bertahap," ujarnya.
Heru menegaskan, pada intinya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan siap membantu para petani dan peternak sesuai aturan yang ada. Bantuan bisa berupa pelatihan, bantuan alat atau bibit.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Batu
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Sejumlah-sapi-yang-diperjualbelikan-di-Pasar-Sapi-Dimoro-Kota-Blitar-ilustrasi-sapi.jpg)