Berita Surabaya
Lahan Terbatas Bukan Halangan, Pemkot Surabaya Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Kampung Sayur
Berstatus kota metropolitan, Surabaya tetap memperhatikan masalah ketahanan pangan. Melalui keterlibatan warga, Pemkot memiliki program Kampung Sayur.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berstatus kota metropolitan, Surabaya tetap memperhatikan masalah ketahanan pangan. Melalui keterlibatan warga, Pemkot memiliki program Kampung Sayur.
Lokasi Kampung Sayur di Surabaya di antaranya terlihat di Jalan Tanah Merah Utara No 40, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran.
Di lokasi tersebut, warga RW 09 Kelurahan Tanah Kali Kedinding mengembangkan berbagai sayuran.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, terbatasnya lahan di perkotaan tak boleh menyurutkan semangat mewujudkan ketahanan pangan. Sebaliknya, masyarakat bisa berinovasi dengan memanfaatkan teknik.
"Di sini, tidak hanya melakukan inovasi pengelolaan sampah. Namun juga menggerakkan perekonomian warga,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Di Kampung Sayur Ahong Kenjeran, terdapat pembibitan Binahong, Taman Prestasi Kampung Sayur Si Ahong, dan budidaya lele. Masing-masing dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat.
Baca juga: Strategi Wujudkan Ketahanan Pangan di Gresik, HKTI Gagas Zonasi Pertanian dan Pengawasan Pupuk
Datang ke lokasi bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, Cak Eri ingin program ini menjadi percontohan Kampung lain.
Para camat, lurah, dan RT/RW di masing-masing kawasan mengembangkan Kampung Sayur serupa.
Selain dimanfaatkan oleh masyarakat, produk pertanian bisa juga dijual. “Ini menunjukkan bahwa kampung bisa menjadi bersih dan ada ekonomi yang berjalan,” ujarnya.
Pemkot akan mendukung terbukanya pasar. Bukan hanya lewat pasar tradisional, namun juga bisa menjangkau hotel dan restoran.
Untuk itu, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag) akan membantu peningkatan kualitas.
"Jangan sampai masyarakat Surabaya ini menjadi penonton saja. Sekarang waktunya kita menyiapkan kebutuhan itu melalui tangan-tangan kita,” katanya.
Cak Eri menilai, potensi ekonomi masyarakat setempat bisa ditingkatkan. Misalnya, dengan membuka kawasan tersebut sebagai sentra ekonomi baru layaknya Tunjungan Romansa.
"4 RW berkoordinasi untuk mengubah sungai yang ada di depan kampung menjadi kawasan potensial penggerak ekonomi. Setiap akhir pekan, jalan di depan kampung ini digunakan untuk Car Free Day (CFD),” katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Wali-Kota-Surabaya-Eri-Cahyadi-saat-meninjau-Kampung-Sayur.jpg)