Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Batu

1 Balita di Kota Batu Meregang Nyawa Karena Dengue Shock Syndrome, Ada 36 Kasus DBD

1 Balita di Kota Batu Meregang Nyawa Karena Dengue Shock Syndrome, Ada 36 Kasus DBD

Penulis: Dya Ayu | Editor: Samsul Arifin
Depositphotos
Balita meninggal akibat DSS di Kota Batu 

TRIBUNJATIM.COM, BATU  - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batu sepanjang bulan Januari 2024 lalu mencapai 36 kasus.

Sedangkan Demam Dengue (DD) ada sebanyak  24 kasus dan Dengue Shock Syndrome (DSS) sebanyak 2 kasus yang menyebabkan 1 balita meninggal dunia.

Menurut Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, 36 kasus DBD tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Batu, namun kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Batu.

“Di Kecamatan Batu ada sebanyak 28 kasus. Rinciannya Kelurahan Temas ada 14 kasus dengan DSS 2 kasus ini 1 kasus meninggal dunia balita usia 4 tahun, dari Temas, dengan diagnosa DSS,” kata Susana Indahwati, Jumat (23/2/2024).

“Di Kelurahan Sisir ada 2 kasus, Desa Sidomulyo 1 kasus, Desa Oro-Oro Ombo ada 3 kasus. Kelurahan Ngaglik terdapat 3 kasus, Desa Sumberejo ada 2 kasus dan Desa Pesanggrahan 1 kasus,” tambahnya.

Kemudian di Kecamatan Junrejo terdapat 7 kasus, rinciannya 2 kasus di Desa Tlekung, 4 kasus di Desa Junrejo ada 4 kasus dan 1 kasus di Desa Pendem.

“Kecamatan Bumiaji hanya ada 1 kasus di Desa Gunungsari,” ujarnya.

Sementara untuk kasus Demam Dengue (DD) di Kota Batu ada sebanyak 24 kasus, rinciannya di Kecamatan Batu ada 15 kasus, masing-masing 5 kasus di Desa Oro-Oro Ombo, 4 kasus di Kelurahan Ngaglik, 4 kasus di Kelurahan Temas dan di Kelurahan Sisir sebanyak 2 kasus.

Di Kecamatan Junrejo ada 7 kasus, tersebar di Desa Junrejo sebanyak 3 kasus, 3 kasus di Desa Beji dan 1 kasus di Desa Mojorejo.

Di Kecamatan Bumiaji ada sebanyak 2 kasus, tepatnya di Desa Pandanrejo dan Desa Giripurno.

Terkait hal ini Susana Indahwati menuturkan, pihak Dinkes Kota Batu akan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan juga berkoordinasi dengan contact person rumah sakit agar data kasus DBD maupun DD bisa segera diperoleh untuk mendukung PE.

“Dilakukan PE ini untuk memutus rantai penyebaran kasus DBD dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan pemberantasan sarang nyamuk. Kami juga menghimbau masyarakat supaya aktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungan masing-masing,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved