Mahir Merias Bak MUA Pro, Bripda Qori Akui Kerap Dicibir Imbas Profesinya Polisi, Kini Tuai Pujian

TRIBUNJATIM.COM - Aksi polisi jago merias bak MUA profesional viral di media sosial dan menjadi sorotan dan menuai pujian karena keahliannya.

Ternyata keterampilannya merias tersebut karena tak luput dari latar belakang pendidikannya yang tak terduga.

Sontak keahlian polisi tersebut menjadi buah bibir.

Baca juga: Siswa Terpaksa Belajar di Kolong, Padahal Ada Bangunan Sekolah Baru Selesai Dibangun, Kunci Disimpan

Adapun video aksi polisi jago merias bak MUA profesional ini viral dibagikan akun IG pribadinya, @adi999kurniawan, Senin (5/5/2025).

Diketahui sosok polisi jago merias tersebut bernama Bripda Adi Qori Kurniawan.

Bripda Adi Qori merupakan seorang polisi yang berdinas di Semarang, Jawa Tengah.

Video aksinya merias tersebut viral dibagikan dalam akunnya.

Dalam video tersebut, Bripda Adi Qori mengenakan seragam polisinya.

Ia terlihat sedang asyik merias beberapa perempuan mengenakan kostum seperti seorang penari.

Meski tampil gagah, Bripda Adi Qori terlihat piawai beraksi layaknya MUA profesional.

Dalam unggahannya, kemudian Bripda Adi Qori mengungkap latar belakang pendidikannya.

Ia menuliskan bahwa dirinya adalah polisi lulusan Sekolah Seni.

Briptu Adi Qori menceritakan sebelum menjadi polisi dirinya pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi seni selama empat tahun.

Bahkan ia telah memiliki gelar S Sn atau Sarjana Seni.

Kini posisi Briptu Adi Qori di kepolisian pun telah memiliki pangkat Bripda. 

"Digembleng 4 Tahun di Jurusan Seni langsung digembleng Sekolah Polisi Negara, Indonesia itu Berdiri Melalui Perjalanan Sejarah yang panjang, Indonesia tidak Lepas dari Adiluhung Budaya dan Keberagaman Suku yang penuh Persatuan," tulis dalam keterangan videonya, dikutip dari Tribun Jabar.

Meski sudah menjadi polisi, rupanya Bripda Adi Qori masih aktif menekuni dunia seni.

Bahkan ia memiliki sanggar yang langsung dikelolanya sendiri.

Ternyata tak hanya merias, Bripda Adi juga memiliki kegemaran menari tarian tradisional.

Hal itu terlihat dari beberapa unggahannya di akun media sosialnya tersebut.

Dikutip dari Banjarmasin Post, Bripda Adi mengaku mulai tertarik dunia seni tari sejak duduk di bangku SD dan baru mengembangkan saat SMP.

Hingga saat ini ia mempunyai dua sanggar yang telah menampung sekitar 400 anak didik.

Baca juga: 16 Tahun Jadi Guru Honorer, Agus Rela Jemput & Bangunkan Siswanya Agar Sekolah, Bupati Beri Laptop

Bahkan berkat dedikasinya tersebut, Bripda Adi Qori juga mendapat penghargaan kepolisian resor sebagai inovator bidang seni.

Karena kiprahnya tersebut, Bripda Adi juga mendapat julukan sebagai Polisi Budata.

Meski begitu, untuk mendapatkan apresiasi tersebut, ternyata perjalanan Bripda Adi menekuni seni khususnya tari, dipandang sebelah mata dan dicibir.

Ia harus menghadapi toxic masculinity, di mana profesinya sebagai polisi dinilai bertolak belakang dengan bidang seni yang kerap dinilai lebih feminis.

Meski begitu, pandangan dan komentar negatif tersebut justru membuatnya semakin semangat untuk menunjukkan kepada publik.

Bahwa kesenian bukan soal gender melainkan dedikasi, kreativitas dan bakat.

Terbukti, lewat kegiatannya di dunia seni, selain menjaga ketertiban negara, Bripda Adi Qori bahkan memiliki misi mulia untuk membangkitkan nilai-nilai budaya sebagai jati diri bangsa.

"Kita bangkitkan Nilai-nilai Budaya sebagai jati diri Bangsa. Indonesia yang dikenal nilai moral yang luhur dengan Tingginya adab harus kita Jaga," tulis Briptu Adi.

Baca juga: Sopir Truk Diminta Bayar Parkir Rp25000 Padahal Aslinya Rp7000, 1 Pelaku dari Dishub Kini Ditangkap

Kini, sosok Bripda Adi Qori tersebut viral dan menuai pujian dari warganet.

Berikut beragam komentar warganet.

narulitasejati "Keren pak"

widiasmara_art "Pak Pol keceeee abizz"

indratjahjani "Kereeeeeen pak polisinya"

sari_puspita32 "MasyaAllah mas, sukses selalu, berkarya dan mengabdi…"

etyirmina "Jaga rasa, jaga diri, jaga budaya dengan rasa memelihara dan melestarikannya"

lynawati.berlian "Karena ilmu ada kekayaan yg tak akan ada habis nya ya kak.... Semangat selalu kakak aparat.." tulis beragam komentar netizen.

Di sisi lain, momen sakral pernikahan sederhana Siti Fatonah (29) dan Ribut Ariyanto (34), juga viral di media sosial.

Walaupun di tengah keterbatasan biaya, acara tetap berlangsung penuh makna dan kebahagiaan.

Kedua mempelai asal Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tersebut, nampak romantis jalan bergandengan hingga saling suap-suapan.

Tak heran, kemesraan mereka menjadi perhatian netizen.

Potret kesederhanaan kian terasa lantaran dalam video amatir yang beredar, tidak ada terop dekorasi, atau panitia Wedding Organizer, selama pernikahan berlangsung di kediaman keluarga mempelai perempuan.

Alhasil, pernikahan kedua pengantin hanya diabadikan melalui kamera ponsel pintar, milik sejumlah tamu undangan yang menjadi saksi, pengucapan janji suci sehidup semati.

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (5/3/2025), kerabat keluarga kedua Mempelai, Hardi mengungkapkan, pernikahan sederhana tersebut digelar pada Senin (21/4/2025).

"Total biaya yang dihabiskan sekitar Rp1 juta. Dari pengantin laki-laki bekerja sebagai serabutan, kalau pengantin perempuan adalah buruh tani," ungkap Hardi.

"Biaya Rp1 juta termasuk mengurus surat pengajuan pernikahan, tidak pakai Make Up Artist, bedak seadanya, jas pinjam tetangga, yang jadi perias juga tetangga," tuturnya.

Ia menambahkan, tamu undangan yang datang mencapai 20 orang, itupun rata rata merupakan tetangga dekat dan masih di 1 RT setempat.

Tidak pula ketinggalan, lanjut Hardi, puluhan tamu undangan disuguhkan makanan berupa soto ayam.

Mengenai video pernikahan sederhana yang viral, Hardi mengaku tidak menyangka, ia hanya berniat membagikan kenangan indah itu di media sosial.

"Tujuannya hanya mengabadikan momen adik ponakan. Pernikahan sederhana yang penting Sakinah, Mawadah, Warahmah, Sah, karena saat pernikahan, saya jadi Wali Nikah," terangnya.

Hardi menyebutkan, setiap hari kedua mempelai tersebut memperoleh penghasilan yang tidak menentu.

Bahkan pernah dalam satu hari, pulang hanya membawa tangan hampa.

"Mempelai perempuan ini dulunya istri dari adik kandung mempelai laki laki.

Namun karena meninggal, keluarga kasihan lantaran meninggalkan anak satu, jadi daripada berstatus anak tiri dinikahkan orang lain, keluarga juga sayang, akhirnya dijodohkan," jelasnya.

"Saat ini beraktivitas seperti biasa, libur pas nikah saja. Minta doa restu diberi rezeki berlimpah, biar bisa bangun rumah, bisa makan sehari hari," tuntas Hardi.