Dari Lereng Anjasmoro Jombang, Limbah Disulap Jadi Kostum Karnaval Bernilai Jutaan Rupiah
Hari Suciono (35) dan sang paman tengah sibuk mengukir potongan spons bekas menjadi bagian dari kostum karnaval pesanan pelanggan.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Suara mesin pemotong busa terdengar berulang dari sebuah teras rumah sederhana di Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Di sanalah Hari Suciono (35) dan sang paman tengah sibuk mengukir potongan spons bekas menjadi bagian dari kostum karnaval pesanan pelanggan. Bukan sekadar kerajinan, bagi Hari, ini adalah wujud kecintaan pada seni sekaligus solusi pengolahan limbah.
Tak seperti perajin pada umumnya yang bergantung pada bahan baru, Hari justru mengandalkan barang-barang sisa seperti busa bekas, biji-bijian, bulu sintetis, hingga limbah alam sekitar.
Dari tangan kreatifnya, barang-barang tak terpakai itu menjelma menjadi kostum karnaval yang megah, mencolok, dan layak tampil di barisan terdepan perayaan Agustusan.
Perjalanan Hari dimulai pada tahun 2017. Kala itu, kampungnya mengadakan karnaval, namun dana untuk membuat kostum terbatas. Ia pun berinisiatif menggunakan bahan bekas yang tersedia.
Baca juga: Pengrajin Kostum Karnaval Asal Gondanglegi Malang Panen Pesanan Agustusan, Pernah Dibeli Orang Dubai
Tak disangka, kreasi Hari malah mencuri perhatian dan dinobatkan sebagai pemenang lomba. Dari sanalah, pesanan kostum mulai berdatangan.
“Awalnya hanya coba-coba, ternyata banyak yang suka. Sekarang malah jadi langganan setiap tahun,” ucapnya mengenang pada Minggu (13/7/2025).
Hari mengerjakan berbagai tema kostum, mulai dari tokoh adat Dayak, topeng Reog, hingga karakter kerajaan nusantara. Setiap kostum dikerjakan dengan penuh ketelitian.
Baca juga: Limbah Alam Bunga Pohon Pinus Disulap Menjadi Kerajinan Kostum Karnaval yang Cantik nan Estetik
Spons dipotong, direkatkan, dicat, lalu dihias. Beberapa desain bisa rampung dalam tiga hari, sementara yang kompleks bisa memakan waktu hingga sebulan.
Meski tinggal di lereng Gunung Anjasmoro, keterbatasan akses bahan tak menjadi penghalang. Justru lingkungan sekitarnya memberi inspirasi untuk berkreasi.
“Bahan ada di mana-mana, tinggal mau lihat atau tidak. Yang penting mau belajar dan sabar,” ujar Hari melanjutkan.
Puncak kesibukan datang menjelang bulan Agustus. Sejak Juni, Hari sudah kebanjiran pesanan dari berbagai kota bukan hanya Jombang, tetapi juga Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo.
Baca juga: 20 Ide Kostum Karnaval 17 Agustus, Unik dan Simpel Dipakai saat HUT Ke-79 RI di Sekolah dan Kantor
Ia menawarkan dua skema kepada pembeli: sewa dan jual putus. Harga sewa mulai dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta, sementara untuk pembelian bisa mencapai Rp3 juta tergantung tingkat kerumitan.
“Kalau sudah masuk musim karnaval, omzet bisa dua digit. Semua ruang di rumah penuh bahan dan pesanan,” katanya sambil tertawa kecil.
MataLokalUMKM
kostum karnaval
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Berita Jombang Terkini
pengolahan limbah
| Hujan Deras Mengguyur, Puluhan Rumah di Ampelgading Malang Terendam Banjir |
|
|---|
| Sosok Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo Wafat di Usia 77 Tahun, Dulu Pernah Ganti Nama Imbas Sakit |
|
|---|
| Hujan Tak Surutkan Semangat Peserta Mlayu Bareng di Ngawi, DPRD Jatim Ajak Gen Z Aktif Berdemokrasi |
|
|---|
| Kisah Impian Projo Jadi Partai Hingga Ganti Logo, Jokowi Pantas Jadi Ketum, Budi Arie: Tidak Akan |
|
|---|
| Adik-Kakak Korban Tanah Longsor di Trenggalek Ditemukan Tewas, Operasi SAR Ditutup |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.