Pemberantasan Beras Oplosan
Pedagang Beras di Kabupaten Madiun Sebut Dampak Isu Beras Oplosan, Penjualan Menurun
Pedagang Beras di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengaku isu beras oplosan ternyata berdampak terhadap penjualan
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
Poin Penting :
- Pedagang Beras di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengaku isu beras oplosan ternyata berdampak terhadap penjualan
- Pedagang menyebutkan tren harga beras sampai dengan saat ini, baik kualitas medium maupun premium tetap stabil
- Pedagang bernama Alan tersebut mengaku belum ada kelangkaan beras di Kabupaten Madiun
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Pedagang Beras di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengaku isu beras oplosan ternyata berdampak terhadap penjualan.
Pedagang Beras Alan mengungkapkan, tren harga beras ditengah isu beras oplosan jelas merasakan dampaknya. Apalagi Alan juga menilai, beras oplosan mencatut beberapa merk ternama.
“Tren beras oplosan menjadikan salah satu stigma negatif di masyarakat. Tentu berdampak di omzet penjualan toko dan ada penurunan sekitar 10 sampai 15 persen per bulan,” ungkap Alan, Rabu (13/8/2025).
Meski demikian, Alan menyebutkan, tren harga beras sampai dengan saat ini, baik kualitas medium maupun premium tetap stabil.
Mulai dari beras medium untuk harga eceran paling tinggi Rp 13.500 per kilogram, beras premium Rp 15.500 per kilogram. Kemudian beras kemasan per 5 kilogram kualitas medium Rp13.000, dan beras premium Rp 15.000.
Baca juga: Respon DKPP Madiun Terkait CV Martindo Rice Indonesia Berhenti Produksi Sementara : Bentuk Kepatuhan
Ditanya soal kelangkaan beras, Alan menambahkan, sementara di wilayah Kabupaten Madiun bagian selatan masih belum mengalami situasi itu.
“Kelangkaan itu karena beberapa hal. Dari beberapa penggilingan padi itu ada yang stop produksi untuk sementara waktu, karena harga gabah makin tinggi, dan juga HET telah ditentukan oleh pemerintah itu tidak sesuai dengan harga gabah di lapangan,” tuturnya.
“Tapi untuk beberapa merek tertentu ada yang dibatasi bukan kelangkaan. Kalaupun harganya Rp 8.300 untuk Gabah Kering Giling, itu nanti kalau dijual, harga beras sesuai dengan HET itu tidak bisa. Nanti yang terjadi di lapangan harga beras akan melebihi dari HET,” imbuh Alan.
Maka dari itu, lanjut Alan, untuk mentaati peraturan dari pemerintah sesuai dengan harga standarisasi, beberapa beras premium, memilih tidak diproduksi untuk sementara waktu.
Baca juga: Produsen Beras di Madiun Edarkan Surat untuk Konsumen, Hentikan Produksi Sementara
Di satu sisi Alan berharap, kebijakan pemerintah tidak lupa dikaji ulang, bersama dinas dinas di Kabupaten/Kota, demi melahirkan solusi terbaik bagi para pedagang.
“Supaya penjualan beras berkembang dengan baik. Harapan saya mohon dikaji ulang untuk kebijakan-kebijakan yang terbaru. Tujuannya, toko maupun penggiling bisa terus bersaing secara sehat dan secara kompetitif tanpa ada mafia-mafia tertentu,” pungkasnya.
Pemberantasan Beras Oplosan
beras oplosan
berita madiun hari ini
Kecamatan Geger
penjualan beras
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
| Tips dari Dinas Pertanian Trenggalek Agar Terhindar dari Beras Oplosan, Beli Beras Lokal |
|
|---|
| Disperindag Kabupaten Magetan Pastikan Tak Ada Beras Oplosan, Rutin Gelar Sidak dan Gelar GPM |
|
|---|
| Berbanding Terbalik, Penggilingan Padi di Kabupaten Magetan Meningkat di Tengah Isu Beras Oplosan |
|
|---|
| Perang Beras Oplosan Bikin Harga Naik di Ponorogo, Disperdagkum Lakukan Beberapa Langkah |
|
|---|
| Isu Beras Oplosan di Madiun Picu Penurunan Omzet Pedagang: Stigma Negatif |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.