Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seiring berkembangnya era digital, permainan melalui smartphone kian digemari anak-anak jaman sekarang.
Bahkan permainan tradisional pun enggan dijamah lagi seperti dahulu.
Namun, tahukah anda bila ditengah hiruk pikuk kota metropolis terbesar kedua di Indonesia ternyata masih ada sejumlah orang yang bermain riang tanpa menggunakan gadget?
Minggu (18/6/2017) malam, di Lapangan PJKA Kuningan, Jalan Kenjeran gang empat C, Surabaya terdapat kegiatan unik.
Terkenal dengan nama 'Kampung Dolanan', sepak bola api digelar disana.
Baca: VIDEO: Main Sepak Bola Api di Kampung Dolanan Surabaya, Perhatikan Saat Bola Ditendang Kencang
Mustafa Sam, Pembina Karang Taruna Kampung Dolanan mengatakan tradisi tersebut telah ada sejak beberapa tahun yang lalu.
"Awalnya ini adalah tradisi di pondok pesantren tempat saya menimba ilmu dulu. Kemudian saya kembali ke kampung sini dan berusaha saya kembangkan sampai saat ini," ujar Mustafa.
Bila ada peserta dari luar kampung itu, Mustafa mempersilahkan dengan senang hati untuk bermain serta mengajarinya bersama.
"Kalau ada yang mau gabung meskipun beda kampung dan masih awam sama olahraga ini, dengan senang hati saya mengajarinya dan kami terbuka kok, silahkan saja kalau mau gabung," tutur Mustafa.
Baca: Di Balik Kengerian Panasnya Sepak Bola Api, Ternyata Tersimpan Filosofi Ini tentang Nabi Ibrahim
Dia menuturkan sejumlah orang awam yang belum pernah terlibat langsung dalam kegiatan tersebut awalnya selalubakut dan enggan untuk menyentuh bola.
"Ya takut sama apinya, tapi itu wajar karena kan baru pemula, nanti kalau sudah terbiasa juga jadi bagus mainnya," lanjutnya.
Tidak ada batasan umur dalam mengikuti kegiatan tersebut, namun pemain diwajibkan berhati-hati dan menggunakan reflek cepat saat menyentuh bola.
"Kalau di pondok pesantren dulu, selalu ada ritualnya dahulu, seperti puasa. Tapi kalau sekarang sudah tidak ada ritual lagi, langsung main saja yang penting harus berhati-hati dan sportif," tutup pria yang sering disapa Cak Mus itu.