Dulu Penghasilan Kuli Angkut Pelabuhan Tanjung Perak Sampai Rp 1 Juta per Hari, Tapi Sekarang . . .

Penulis: Pradhitya Fauzi
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan porter naik ke dalam kapal saat kedatangan KM Bukit Raya di Pelabuhan Tanjung Perak, pada Jumat (23/6/2017)

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebuah kapal bernama KM Bukit Raya merapat ke dermaga Terminal Penumpang Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada Jumat (23/6/2017) siang.

Kedatangan kapal itu langsung disambut oleh puluhan porter atau biasa disebut buruh angkut yang ingin mengangkut barang-barang penumpang.

Mereka ramai-ramai mendorong sebuah tangga bergerak mendekati kapal.

Tangga itu nantinya digunakan sebagai akses masuk ke dalam kapal.

Usai tangga itu sudah terpasang di depan pintu masuk kapal, mereka antri naik ke tangga masuk ke dalam kapal.

Beberapa waktu kemudian ada porter yang keluar dengan berbagai macam barang yang dibawa penumpang.

Seorang porter itu bernama Herman Muntalib (42).

Saat keluar dia membawa tiga buah tas penumpang yang turun dari kapal.

Usai sampai di luar terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, penumpang yang dibawakan tas olehnya memberinya sejumlah uang lembaran Rp 10 ribu.

Untuk setiap barang yang dibawa, Herman Muntalib memang mematok harga mulai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu.

"Tergantung dari berat jenis barang yang dibawa," ujarnya.

Dia bercerita, dulu sekitar tahun 1985 saat dia mulai bekerja sebagai porter kondisi penumpang kapal saat mudik tidak seperti tahun 2017.

Dulu penumpang yang menggunakan jasa kapal sangat ramai sehingga banyak yang menggunakan jasa porter saat sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Perak.

Saking ramainya penghasilannya waktu itu bisa mencapai Rp 1 juta.

Halaman
12

Berita Terkini