Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim Tetapkan Desa Aeng Tong-tong sebagai Desa Keris

Penulis: Khairul Amin
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim saat memberi sambutan pada penetapan Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi sebagai desa keris, pada Sabtu (17/3/2018) .

TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, A. Busyro Karim menetapkan Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, sebagai desa keris, Sabtu(17/3/2018).

“Atas nama pemerintah Kabupaten sumenep, saya menyampaikan selamat kepada masyarakat Desa Aeng Tong-tong yang saat ini ditetapkan sebagai desa keris,” tutur Busyro di hadapan undangan pada peresmian yang berlangsung di Desa Aeng Tong-tong tersebut.

Dengan penetapan ini, kata Busyro, Desa Aeng Tong-tong menjadi desa keris pertama di Kabupaten Sumenep.

Ia berharap, penetapan desa keris ini bisa memotivasi masyarakat Desa Aeng tong-tong dalam pelestarian dan mengembangkan keris, termasuk juga pengembangan wisata dalam mendukung Visit Sumenep 2018.

“Saya berharap, Desa Aeng Tong-tong sebagai Desa Keris bisa mengangkat citra dan identitas Sumenep di mata Internasional, utamanya dalam mendukung Visit Sumenep 2018,” tegas Busyro.

Menurutnya, keris tidak hanya diakui di nusantara, tetapi juga di dunia, dimana tahun 2005, PBB sudah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non bendawi.

 “Pada penetapan tersebut ada lima karya budaya indonesia yang mendapat pengakuan menjadi warisan budaya dunia dari UNESCO, yaitu wayang, keris, angklung, batik, dan tari saman gayo,” terangnya.

 Oleh karena itu, tambah Busyro, kita harus melestarikan dan mengembangkan keris agar tetap lestari.

“Sebagai karya agung ciptaan manusia, keris memiliki filosofi dan makna kejayaan, keuletan, kesabaran, keberanian, dan keluhuran budi,” tuturnya.

 Filosofi ini, menutur bupati dua periode tersebut masih sangat relevan diterapkan dalam kehidupan berbangsa.

“Kita harus bersyukur karena Kabupaten Sumenep diakui oleh UNESCO sebagai daerah pemilik pengrajin keris terbanyak di dunia yang mencapai 640 orang, dari jumlah tersebut, paling banyak berada di Desa Aeng Tong-tong, saronggi ini,” ucapnya.

Atas dasar itu, Pemerintah Kabupaten Sumenep terus berkomitmen dalam melestarikan keris, salahsatu buktinya pada bulan Nopember 2014 lalu, Kabupaten Sumenep telah mengukuhkan diri sebagai Kota Keris.

“Pada para empu (pembuat keris), sesepuh, dan pelaku keris di Desa Aeng Tong-tong ini, saya berharap agar tidak bosan-bosannya melestarikan setiap tradisi luhur para pendahulu,” terangnya.

Selain penetapan Desa Aeng Tong-tong sebagai Desa Keris, pada agenda yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep tersebut, Bupati juga menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pedoman Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). (Surya/Khairul Amin)

Berita Terkini