TRIBUNJATIM.COM - Selamat beraktivitas, Tribunners!
Berikut berita terpopuler TribunJatim.com, Rabu (21/3/2018):
1. Dikira Terima Uang Rp 4,5 Miliar di Kardus Usai Jual Rumah, Saat Dibawa Pria Ini Malah Bernasib Pilu
Mujiono yang membawa uang mainan ke Bank Central Asia (BCA) di Tulungagung ternyata dibohongi seorang tokoh yang dikenalnya bernama Ali, asal Kanigoro Blitar.
Ayah tiga anak ini berkisah, dirinya menjual sebuah rumah di Desa Sumberejo Kulon senilai Rp 17 miliar.
(Perjalanan Hidup Katsuko Saruhashi yang Menginspirasi, Si Pengamat Hujan yang Sukses dari Lamunan)
Oleh seorang perantara bernama Suprapto, rumah itu ditawarkan ke Ali.
Usai datang dan melihat rumah, Ali sepakat membeli rumah dengan harga Rp 15,1 miliar.
Harga itu mencakup tanah, bangunan dan perabot barang antik di dalamnya.
"Kami sudah membuat perjanjian jual beli hitam di atas putih," tutur Mujiono, Rabu (21/3/2018) saat ditemui di rumahnya.
Ali awalnya menawarkan memberi uang muka, namun ditolak oleh Mujiono.
(6 Tanggapan Soal Pidato Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Perhatikan Reaksi Presiden Jokowi)
Mujiono kemudian mengajak melakukan pelunasan di BCA.
"Sertifikat tanahnya kan masih di BCA, saya mikirnya dilunasi sekalian terus langsung diambil," ujarnya.
Pada Jumat (16/3/2018) Mujiono diminta mengambil uang di rumah Ali.
Uang di dalam dua kardus itu dimasukkan ke mobil Mujiono oleh dua orang suruhan Ali.
Keduanya kemudian sepakat untuk menuju ke Bank BCA Tulungagung.
Namun karena kesiangan dan Bank BCA sudah tutup, keduanya urung ke bank.
(Kabar Anak SD yang Minta Kursi Roda ke Jokowi, Kondisinya Sekarang Bikin Netizen Ikut Bahagia)
"Uangnya kemudian dititipkan di rumah saya, karena kalau harus balik ke Blitar saya kejauhan," tambahnya.
Ali kemudian meminta Mujiono untuk bersumpah, tidak akan membuka kardus berisi uang itu sebelum ada Ali.
Nantinya uang itu akan dibuka bersama-sama di depan teller Bank BCA.
Selama menunggu hingga hari Senin, Mujiono mengaku tidak bisa tidur.
Ali terus berjaga karena ada uang Rp 4,5 miliar di kamarnya.
Senin (19/3/2018) pagi Mujiono membawa dua kardus itu ke BCA Kantor Cabang Tulungagung.
Di parkiran Mujiono sempat menguhungi orang dekat Ali.
(Sebut Fans JBJ yang Gelar Aksi di Jalan Bikin Malu, Pengguna Situs Komunitas Online Banjir Hujatan)
"Dia tidak pernah bawa HP, kalau menghubungi lewat anak buahnya," tutur Mujiono.
Dua kardus berisi uang ini kemudian diangkat oleh satpam Bank BCA ke lantai atas.
Mujiono mulai panik, apalagi disaksikan banyak orang dan jajaran pimpinan BCA Tulungagung memintanya untuk membuka kardus itu.
Saat kardus dibuka, Mujiono mengaku nyaris pingsan.
"Saya langsung sadar uangnya hanya mainan. Bentuknya kecil-kecil dan warnanya juga lain," ungkap Mujiono.
Selanjutnya pihak Bank BCA berkoordinasi dengan kepolisian.
Mujiono dan uang mainan dari Ali dibawa ke Mapolres Tulungagung.
Setelah kejadian ini, Ali seperti menghilang.
(Mulai Hari Air Sedunia hingga Lahirnya Tribunnews, Berikut Peristiwa yang Terjadi pada 22 Maret)
Mujiono menyesalkan sikap Ali yang cuci tangan.
Memang tidak ada kerugian material, namun Mujiono mengaku sangat malu dan terpukul.
"Nama baik saya yang tercemar," tegasnya.
2. Dulu Buang Air Saja Dijaga Tentara Karena Tinggal Satu Ekor, Kondisi Badak Ini Sekarang Bikin Nangis
Sudan merupakan badak berusia 40 tahun.
Ia selalu dijaga ketat oleh petugas.
Hal itu karena Sudan menjadi satu-satunya Badak Putih Utara (ceratotherium simum cottoni) jantan yang tersisa di dunia.
Setelah mendapatkan banyak perlakuan istimewa, dilansir dari Daily Mail, Selasa (20/3/2018) lalu, Sudan telah mati.
(Tak Hanya Guillermo Haro, Inilah 4 Astronom Hebat dan Terkenal di Dunia yang Wajib Kamu Tahu!)
Para petugas pusat konservasi melakukan euthanasia atau suntik mati terhadap badak tersebut.
Sebab, Sudan menderita penyakit degeneratif, dan tulang yang dikaitkan dengan usia.
Kematian Sudan harus mengakhiri subspesiesnya.
3. Selain Bikin Matahari Jadi Lebih Terik, Inilah Dampak Hari Tanpa Bayangan di Indonesia
Fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, saat tengah hari waktu setempat, Rabu (21/3/2018).
Saat itu, matahari akan berada tepat di atas ekuator (khatulistiwa).
Di waktu fenomena ini terjadi, manusia akan melihat bayangan mereka "menghilang" sejenak.
(Telur Berdiri Tegak di Hari Tanpa Bayangan, Berkaitan dengan Tradisi Tionghoa? Ini Penjelasannya)
Jika seseorang berada di wilayah khatulistiwa saat siang hari, Matahari akan berada hampir tepat di atas kepala sehingga mengakibatkan tidak adanya bayangan.
Istilahnya yaitu Hari Nir bayangan alias Hari Tanpa Bayangan.
Fenomena ini rupanya bukan tanpa dampak bagi Indonesia.
Akun Instagram resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI, @lapan_ri, mengunggah postingan penjelasan dan dampak hari tanpa bayangan.
Yang pertama adalah matahari menjadi lebih terik.
Matahari melintas di atas kepala sehingga saat itu matahari lebih terik (~9%) dibandingkan saat solstice.
(Usai Insiden WANNA ONE Saat Siaran Langsung, YMC Entertainment dan Mnet Tulis Permintaan Maaf)
Solstice merupakan momen saat matahari berada di titik paling utara dan paling selatan.
Solstice menandai puncak musim panas atau musim dingin.
Tidak ada perubahan kecepatan/percepatan di bumi/matahari saat fenomena ini.
Kedua, terjadi pula perubahan musim di Indonesia.
Perubahan posisi tampak matahari menyebabkan perubahan musim di bumi, misalnya empat musim di daerah subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.
4. Pesan Terakhir Kolonel Penerbang Hanafie pada Istri dan Pembantu Sebelum Tewas, Tangisan Ibunya Pilu
Sebuah pesawat latih PK - RTZ milik Fly School Ganesha yang dipiloti oleh MJ Hanafie mengalami kejadian tragis, Selasa (20/3/2018) sore.
Karena kejadian tersebut, Kolonel Penerbang MJ Hanafie meninggal di tempat.
Almarhum Kolonel Penerbang MJ Hanafie SM sebelum mengalami kecelakaan tersebut, sempat menelepon keluarga dan memberikan pesan.
(Detik-detik Penemuan Ular Raksasa 23 Meter di Manggarai, Warga: Kami Melangkah Sambil Menginjaknya)
Ia sempat menelepon keluarganya pada pagi hari sebelum kecelakaan terjadi.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Bu Yudi, seorang tetangga almarhum.
"Pagi dia sempat telepon istrinya, sebelum dia latihan itu," ujarnya.
Menjaga anak adalah pesan terakhir yang ia sampaikan kepada istrinya.
"Telepon istrinya, terus bilang 'tolong jaga anak-anak', terus ke pembantunya juga telepon bilang 'titip anak-anak' gitu," tambahnya.
(5 Fakta Jaringan Pembobol Kartu Kredit di Jatim, Anggota Hacker Kolam Tuyul hingga Caranya Beraksi)
Almarhum sendiri dikenal oleh tetangga memang kerap kali melakukan latihan dengan pesawat.
"Iya dia walau sudah nggak megang (pilot) kapal (pesawat) lagi. Tapi sering latihan, mungkin biar nggak hilang instingnya," pungkasnya.