TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kedatangan tim PT DBL Indonesia ke Kantor Harian Surya, sore ini, Kamis (12/4/2018) menjadi kunjungan yang mengesankan.
Pasalnya Azrul Ananda selaku direktur dari PT DBL Indonesia tersebut membeberkan beberapa pengalaman berarti dalam hidupnya.
Dikenal sebagai anak dari Dahlan Iskan, yang dulu sempat menangani Persebaya juga, Azrul ternyata pernah mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia Muda.
Pertama kali mengikuti SSB, Azrul mengaku baru duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar (SD).
Baca: Bertemu Persebaya, Pemain PS Tira Dilarang Membuat Kesalahan
"Dari kecil saya sudah mbonek, mau gimana lagi, waktu itu bapak lagi sibuk, saya masuk Indonesia Muda dititipin ke pelatih, sampai ikut makan nasi bungkus juga," kenang Azrul, yang saat ini jug amenjaabat sebagai Presideb klub Persebaya.
Kemudian, Azrul mulai menceritakan mengenai pengalamannya sebelum dan setelah Persebaya dikelola oleh timnya.
Saat itu dirinya masih ingat diberi persyaratan sebelum resmi mengambil alih Persebaya.
"Pertama, Persebaya tidak pindah ke kota lain. Kedua, Peresebaya tidak dijual ke investor lain," terangnya.
Azrul menambahkan dalam persyaratan tersebut, jika di kemudian hari dirinya sudah tidak bisa lagi mengelola Persebaya, di akan mengembalikan Persebaya ke klub.
"Tanpa meminta apapun, saya akan mengembalikan Persebaya lagi ke asalnya," tegasnya.
Pengambil alihan Pesrebaya menurutnya adala wujud itikad baik Azrul untuk membenahi Persebaya.
Disela-sela perbincangannya, Azrul mengungkapkan targetnya untuk Persebaya dalam Liga 1 ini.
"Persebaya bisa ada di papan atas Liga 1, sudah alhamdulillah. Apalagi juara, itu bonus," jelasnya diiringi tawa.
Selama mengani Persebaya ini, Azrul mengaku sedikit memiliki kesempatan untuk berolahraga.
"Pernah waktu Piala Gubernur Kaltim, saya sempat naik dua kilogram," ungkapnya sambil sedikit menyesal.
Seperti diketahui, Azrul memiliki hobi bersepeda.
Baca: Takut Dianiaya Dua Bocah in Nekat Meloncat dari Truk Trailer, Satu Tewas
Bahkan dirinya mengaku jika sanggup bersepeda sejauh 50 hingga 100 kilometer.
"Ya, kadang saya sepedaan sebelum bekerja. Surabaya ke Trawas, berangkat pukul 06.00 pagi, nanti sampai rumah lagi pukul 09.00 WIB," jelasnya.
Sejauh ini dia mengelola Persebaya, Azrul mengaku bahwa hal yang bisa memacu kinerja jantung lebih cepat adalah jadwal.
"Ini simple dan sederhana. Jadwal. Kita nggak pernah tahu, karena jadwal bisa saja berubah. Bahkan sampai H-1 pertandingan,"keluhnya.
Azrul berharap untuk kedepannya PSSI dapat menetapkan jadwal pada setiap pertandingan.
Hal ini karena agar klub-klub dapat menentukan program mereka dan juga memiliki kesempatan untuk melakukan penawaran kepada pihak sponsor.
"Kalau jadwal ini masih belum bisa ditetapkan, itu seperti kita mau perang, tapi nggak tahu mau lawan siapa, kapan, dan di mana," ungkapnya diiringi tawa seluruh ruangan.
Ketika ditanya mengenai citra sepak bola Indonesia di mata sponsor, Azrul menjawab jika semuanya masih baik.
"Terutama Persebaya, menurut mereka, Persebaya ini layak jual," tutup Azrul. (Akr)