Serangan Bom di Surabaya

Halangi 3 Orang Bercadar Masuk GKI Diponegoro, Satpam Yesayas Terluka Parah dan Terkapar

Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kobaran api dari bom bunuh diri di depan GKI Jl Diponegoro, Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang satpam terkapar dengan luka di tubuh setelah ledakan bom terdengar di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.

Ia adalah orang yang mencegah tiga orang bercadar yang mencoba masuk ke arah gereja.

Tardianto, seorang saksi mata yang menyaksikan kejadian secara langsung, mengaku melihat satpam tersebut setelah suara bom kedua didengar.

Ia yang berada beberapa meter dari lokasi mengaku tak berani mendekat setelah melihat asap.

"Ledakan tidak keras. Seperti suara petasan. Dua kali," katanya, kepada Surya, di tempat kejadian perkara.

Ia mengingat-ingat, kejadian itu berlangsung sekitar 07.30 WIB.

Menurut Mulyanto, juru parkir di gereja itu, mengatakan, satpam tersebut bernama Yesayas. Usianya sekitar 45 tahun.

Sebelum kejadian, ia dan satpam tersebut sempat bercanda sambil mencamil makanan di lokasi.

"Wajahnya luka berdarah-darah. Badannya jg luka-luka. Ia teriak-teriak minta tolong," kata dia.

Satpam itu pun kemudian di bawah ke rumah sakit.

Sementara tiga orang bercadar hitam yang diduga membawa bom kondisinya lebih parah.

Ia tak bisa memastikan apakah mereka meninggal atau masih hidup. (Surya/Aflahul Abidin)

Berita Terkini