Saddam al-Jamal, Otak Kejam Komandan ISIS yang Bakar Korbannya Hidup-hidup hingga Bantai 700 Orang

Penulis: Ani Susanti
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saddam al-Jamal, komandan senior ISIS yang ditangkap di Irak.

TRIBUNJATIM.COM - Berbagai aksi terorisme yang terjadi, baik di Indonesia maupun negara lain kini menjadi sorotan.

Banyak yang bertanya-tanya siapakah dalang atau otak di balik deretan aksi kejam tersebut.

Aksi teror banyak dikaitkan dengan ISIS.

Baca: Selamat Berpuasa, Download Jadwal Salat Lengkap Seluruh Indonesia selama Ramadan 2018 di Sini!

Dilansir dari Grid.ID, Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) ialah kelompok ekstremis radikal (teroris) yang ada di Timur Tengah.

Belakangan ISIS berusaha melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara.

Ilustrasi (independent.co.uk)

Tentunya yang paling kentara saat terjadi perang antara tentara Filipina dan simpatisan ISIS DI Marawi tahun lalu.

ISIS selalu berasumsi bahwa tindakan mereka berlandaskan agama tapi nyatanya selalu berujung kekerasan dan pertumpahan darah.

Suriah dan Irak menjadi ladang pembantaian kelompok ekstremis ini.

Baca: Sudah Umumkan hingga Mendatangi Keluarganya, Jenazah 13 Teroris Belum Ada yang Mengambil

Mereka kerap melakukan eksekusi-eksekusi tak manusiawi terhadap musuh-musuhnya.

Seperti korban dijatuhkan dari gedung bertingkat, dikebiri hingga di pancung didepan khalayak umum.

Orang di balik eksekusi kejam ala psikopat itu adalah salah satu pemimpin ISIS bernama Saddam al-Jamal.

Saddam al-Jamal. ()

Namanya tak asing lagi bagi warga Suriah dan Irak.

Ia dikenal sebagai pemimpin ISIS terkejam yang bahkan membakar tawanannya hidup-hidup.

Salah satu korban eksekusi Saddam al-Jamal adalah seorang pilot angkatan udara Yordania bernama Muath al-Kasasbeh.

()

Dilansir dari Kompas.com, al-Kassasbeh ditangkap ISIS setelah pesawatnya jatuh di Raqqa, Suriah pada Desember 2014.

Beberapa pekan kemudian ISIS merilis video ke internet yang memperlihatkan pilot berusia 26 tahun itu dibakar hidup-hidup di dalam kerangkeng.

Baca: 4 Pengakuan Simpatisan ISIS, Terkuak Kehidupan Tak Terduga di Suriah, Wanita Dianggap Pabrik Anak

Selain mengeksekusi Muath al-Kassasbeh, al-Jamal juga dituding melakukan kekejian lain termasuk pembantian 700 warga sebuah suku yang angkat senjata melawan ISIS di Deir Ezzor, Suriah pada 2014.

Akhirnya, al-Jamal ditangkap di Irak oleh pihak intelejen barat beberapa pekan lalu.

Awalnya, Al-Jamal adalah komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sebelum memimpin kelompok moderat pro-Barat, Ahfab al-Rasoul.

Pada 2014, pemerintah Irak mengklaim al-Jamal membunuh satu keluarga setelah pinangannya terhadap putri keluarga itu ditolak.

Baca: Letak dan Kondisi Geografis Berbeda, Umat Islam di Negara ini Berpuasa Ramadan hingga 23 Jam

Dia adalah satu dari empat petinggi ISIS yang ditangkap setelah aparat Irak berhasil membujuknya melintasi perbatasan Suriah menuju Irak lewat sebuah pesan palsu dari aplikasi Telegram.

Intelijen Irak menggunakan telepon genggam milik salah seorang komandan ISIS Ismail al-Eithawi yang sudah terlebih dulu ditangkap.

Saddam al-Jamal ()

Lewat telepon genggam Al-Eithawi, intelijen Irak mengirimkan pesan lewat Telegram kepada keempat komandan senior ISIS untuk datang ke Irak, tempat mereka kemudian ditangkap.

Al-Eithawi alias Abu Zaid al-Iraqi ditangkap pada Februari lalu oleh intelijen Turki sebelum diserahkan kepada aparat keamanan Irak.

Baca: Jadwal Piala Dunia Grup A, Laga Empat Tim yang Punya Kekuatan Merata dari Benua Berbeda

Al-Eithawi adalah seorang pembantu dekat pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang bertanggung jawab atas keuangan ISIS yang disimpan di beberapa bank di sejumlah negara.

Ketiga komandan senior ISIS lain yang ikut ditangkap bersama Al-Jamal adalah Mohamed al-Qader dari Suriah serta dua warga Irak, Omar al-Karbouli dan Essam al-Zawbai.

Berita Terkini