8 Fakta Baru Pasutri Telantarkan Anaknya di Kamar 4 Hari, Warga Sampai Tidak Mau Ketemu Mereka Lagi

Penulis: Januar
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase para balita yang ditelantarkan dan Kepala Dusun Jengglong, Iwan Rubianto serta Istrinya Rina Susanti

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Belum lama ini, warga Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, digegerkan dengan penemuan lima balita di dalam sebuah kamar kos pasangan suami istri.

Lima balita yang masing-masing berusia 5 tahun, 3 tahun, 2 tahun, 14 bulan, dan satu bulan ditemukan menangis di kamar kos milik pasangan Budi dan Putri.

Berikut ini ada 8 fakta yang terungkap dari kasus itu.

Baca: Politisasi Agama Muncul Jelang 2019, Ketum PPP Ungkap Info Penting, Terkuak Sosok Jokowi Sebenarnya

1. Kondisi kotor dan kelaparan

Saat ditemukan, kelima balita terlihat memprihatinkan dengan kondisi kotor dan kelaparan.

Tetangga sekitar kamar kos awalnya mendapati suara tangisan yang berasal dari kamar kos Budi dan Putri.

"Saat ditemukan, lima anaknya menangis dan kondisinya memprihatinkan. Sementara orangtuanya tidak ada. Mungkin karena lapar," kata Iwan Rubianto, Rabu (20/6/2018).

Tetangga yang prihatin kemudian segera mengevakuasi kelima balita tersebut untuk mendapat pertolongan.

"Kebetulan saya juga berada di sana. Dua anak saya bawa ke rumah untuk diganti popok dan diberi makan. Sementara yang lain dibawa ke rumah pak RT dan warga sekitar," kata Iwan.

Baca: Kondisinya Memprihatinkan, 5 Balita Terlantar di Kamar 4 Hari, Orangtuanya Sempat Bikin Pak RT Kesal

2. Kronologi

Kepala Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Iwan Rubianto, membeberkan kronologi penelantaran lima balita yang terjadi di wilayahnya beberapa hari lalu.

Menurut Iwan, kejadian pada Senin (18/6/2018) lalu tersebut bermula saat tetangga kos mendengar tangisan anak dari dalam kamar.

Saat didekati, sumber tangisan berasal dari sebuah kamar kos milik pasangan suami istri Budi dan Putri.

"Mendengar tangisan, Ibu-ibu kosan mencoba melihat dan membuka pintu kosan. Setelah masuk, mereka melihat ada lima balita yang sedang menangis di dalam," ungkap Iwan, Rabu (20/6/2018).

Baca: Wanita Tua Tewas Ditelan Piton, Pakar Reptil Ungkap Cara Jitu Hindari Serangan Mematikannya

3. Pintu kamar tak dikunci

Iwan menekankan jika saat mencoba memasuki kos, pintu kamar tidak dalam keadaan dikunci.

Sehingga mempermudah tetangga kos suami istri di Dusun Jengglong untuk melihat kejadian yang sebenarnya dalam kamar.

"Di pemberitaan menyebutkan bahwa lima anak ini terkunci dan tidak diberi makan selama 4 hari. Padahal tidak seperti itu," jelasnya.

Setelah memasuki kamar kos, tetangga menemukan lima balita pasangan Budi dan Putri sedang menangis.

Baca: Anjing Ini Tewas Mengerikan Usai Dibunuh, Pelakunya Kirim Chat Pengakuan, Bermula dari Kisah Asmara

Anak pertama berumur 5 tahun, anak kedua berumur 3 tahun, anak ketiga berumur 2 tahun, anak keempat berumur 14 bulan, dan anak kelima berumur 1 bulan.

Menurut keterangan warga, kondisi kelima balita yang berada dalam kamar sangat memprihatinkan.

Warga menduga kelima balita tersebut menangis karena kondisi kelaparan dalam kamar.

Tetangga yang prihatin kemudian segera mengevakuasi kelima balita tersebut untuk mendapat pertolongan.

Baca: Cerita Korban Selamat Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba hingga Bahaya Stiker Mobil Keluarga

"Kebetulan saya juga berada di sana. Dua anak saya bawa ke rumah untuk diganti popok dan diberi makan. Sementara yang lain dibawa ke rumah pak RT dan warga sekitar," kata Iwan.

Saat dibawa ke rumah, istri Iwan, Rina Susanti mengungkapkan, kondisi dua anak Budi dan Putri sangat kotor dan bau.

"Saya ganti popoknya. Saat dibuka, kondisinya bau sampai sulit untuk lepas dari kulit si anaknya," tutur Rina.

Baca: Sempat Disebut Berhijab Hanya Saat Syuting, Rina Diana Ternyata Sudah Jadi Mualaf Hampir 8 Tahun

4. Tinggalkan 5 anaknya untuk rawat istri yang sedang sakit

Setelah mendapat pertolongan dari warga, tidak lama kemudian Budi pulang dan berniat untuk membawa kelima anaknya.

Menurut Iwan, Budi menjelaskan jika terpaksa meninggalkan kelima anaknya karena sedang merawat Putri yang berada di rumah sakit.

"Alasannya istrinya lagi sakit dan baru dipindah ke Situbondo. Kalau keterangan tetangga, Budi setiap harinya pulang untuk melihat anaknya yang ditinggal dalam kos," ucap Iwan.

Baca: Dulu Pernah Tolong Bocah Kurus, Begini Jadinya Nasib Bule Bertato Usai Beberapa Tahun Berlalu

5. Tertutup dari warga

Budi dan Putri, pasangan suami istri terduga penelantaran lima balita di Kota Batu, dikenal warga sebagai sosok yang tertutup.

Kepala Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Iwan Rubianto mengungkapkan, tetangga kos Budi dan Putri sempat mengeluhkan tertutupnya pasangan tersebut kepada warga lain.

Meski bersebelahan, tetangga kos mengaku jarang berkomunikasi dengan Budi dan Putri.

"Kalau ketemu tidak ada tegur sapa. Mereka keluar masuk kos sendiri meski di depan banyak orang. Sepertinya sangat menghindari hubungan sosial," ucap Iwan, Rabu (20/6/2018).

6. Bikin kesal Ketua RT

Iwan menjelaskan, saat pertama kali datang ke ligkungan dusun, keduanya belum pernah menyerahkan KTP dan surat nikah.

Padahal keduanya diketahui sudah menyewa sebuah kamar kos pasangan suami istri sejak 5 tahun lalu.

Namun hingga kini, Ketua RT setempat belum juga mendapatkan identitas pribadi Budi dan Putri.

"Pak RT sampai kesal sendiri karena saat dimintai KTP dan Surat Nikah, mereka berbelit-belit. Susah untuk dimintai identitasnya," ungkap pria berusia 49 tahun ini.

7. Warga sempat akan menggerebek untuk antisipasi jaringan teroris

Iwan menjelaskan ia dan perangkat desa sempat mewacanakan melakukan penggrebekan kepada keduanya.

Wacana untuk melakukan penggrebekan terhadap Budi dan Putri sebagai antisipasi keduanya terlibat jaringan teroris beberapa waktu lalu.

"Belakangan ini marak kasus teroris di Malang yang terduganya punya catatan tertutup dari warga. Sempat ingin melakukan penggrebekan kepada pasangan tersebut.

Seperti diketahui, warga Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, digegerkan dengan penemuan lima balita di dalam sebuah kamar kos pasangan suami istri.

Lima balita yang masing-masing berusia 5 tahun, 3 tahun, 2 tahun, 14 bulan, dan satu bulan ditemukan menangis di kamar kos milik pasangan Budi dan Putri.

Saat ditemukan, kelima balita terlihat memprihatinkan dengan kondisi kotor dan kelaparan.

Tetangga sekitar kamar kos awalnya mendapati suara tangisan yang berasal dari kamar kos Budi dan Putri

8. Warga minta pasutri itu angkat kaki

Warga Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, merasa geram dengan sikap pasangan suami istri Budi dan Putri.

Keduanya dinilai tidak hanya memiliki sikap tertutup kepada warga sekitar.

Namun perbuatan mereka meninggalkan kelima balita di dalam kamar kos membuat warga jengah.

Warga sepakat untuk tidak ingin membiarkan Budi dan Putri tinggal di dusun Jengglong lagi.

"Warga di sini sudah tidak mau ketemu sama dua orang ini. Warga menuntut supaya tidak lagi tinggal di sini," kata Istri Kepala Dusun Jengglong, Rina Susanti.

Wanita berusia 38 tahun ini menjelaskan sikap tertutup, anti sosial, dan menelantarkan kelima anaknya yang masih balita dinilai sudah tidak dapat diterima.

"Mengurus rumah tangga tidak bisa, sosial tidak bisa, dan sekarang malah terlantarkan anak yang masih kecil-kecil," ucap Rina.

Sementara itu, Kepala Dusun Jengglong, Iwan Rubianto menjelaskan, saat pertama kali datang ke ligkungan dusun, keduanya belum pernah menyerahkan KTP dan surat nikah.

Padahal keduanya diketahui sudah menyewa sebuah kamar kos pasangan suami istri sejak 5 tahun lalu.

Namun hingga kini, Ketua RT setempat belum juga mendapatkan identitas pribadi Budi dan Putri.

"Pak RT sampai kesal sendiri karena saat dimintai KTP dan Surat Nikah, mereka berbelit-belit. Susah untuk dimintai identitasnya," ungkap pria berusia 49 tahun ini.

Seperti diketahui, warga Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, digegerkan dengan penemuan lima balita di dalam sebuah kamar kos pasangan suami istri.

Lima balita yang masing-masing berusia 5 tahun, 3 tahun, 2 tahun, 14 bulan, dan satu bulan ditemukan menangis di kamar kos milik pasangan Budi dan Putri.

Saat ditemukan, kelima balita terlihat memprihatinkan dengan kondisi kotor dan kelaparan.

"Kalau dipikir lagi, mana bisa anak usia lima tahun diminta untuk mengasuh adiknya yang masih umur satu bulan. Apa tidak mikir sampai situ?" imbuh Iwan.

Kepala Dusun Jengglong, Iwan Rubianto dan Istrinya Rina Susanti

Berita Terkini