TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Keong sudah menjadi kesukaan Stefanus Sugianto sejak masa kanak-kanak.
Mulanya, warga Sidosermo, Surabaya berusia 40 tahun itu menyimpan hobi untuk dirinya sendiri.
Lama-lama, ia mengenal banyak orang dengan minat sama, dan mendirikan komunitas Jumbo Keong Indonesia pada tahun 2015.
“Pertamanya sekadar hobi, kumpul-kumpul. Kami juga tidak punya pikiran untuk ikut-ikut pameran seperti ini.
• Ada Istri dan Anaknya, Hotman Paris Minta Cium Asisten Pribadinya, Lihat Tanggapan Asprinya
Tetapi karena kami kenal komunitas reptil, itu kami sering diajak pameran ke mal-mal di Surabaya,” tutur pria yang akrab disapa Stefe ini saat ditemui di bazaar Quest Market, Galaxy Mall, Surabaya, Sabtu (20/10/2018).
Satu di antara sifat keong yang membuatnya sangat tertarik hingga kini adalah ‘fashionable’.
Stefe menyebut keong merupakan satu-satunya hewan yang suka berganti-ganti cangkang, dan memiliki seleranya tersendiri.
“Mereka ini fashionable, suka sekali ganti-ganti rumah,” ujarnya.
• Kasus Kriss Hatta & Hilda Vitria, Psikolog: yang Bohong yang Perempuan, Malu atau Ada Maksud Lain?
Ketika ditanya berapa banyak koleksi keong yang sudah ia dan komunitas kumpulkan selama ini, ia menggeleng sambil tertawa.
“Saya tidak mungkin menghitung semuanya,” tukasnya.
Meski memiliki banyak sekali keong, ia tetap berupaya mengingat mereka satu per satu dengan memberi nama, terutama bagi keong-keong yang sudah tua.
Koleksi tertuanya ia beri nama ‘Tole’, yang berusia sekitar 70 tahun, dan ‘Kirun’, keong jenis Coenobita brevimanus yang kisaran usianya 60 tahun.
“Kami kan orang Jawa meskipun keturunan, tetapi adat istiadat sangat Jawa. Saya cinta Indonesia, tapi banyak anak muda yang tidak peduli dengan budaya dan hewan Indonesia. Jadi kami ingin mengangkat harkat dan eksotika Indonesia lewat keong-keong unik yang diberi nama-nama Jawa,” jelasnya.
Hal lainnya yang membuat Stefe dan sepupunya, Tony Witjaksono betah merawat hewan ini adalah perawatannya yang mereka rasa mudah.
Keong merupakan hewan omnivora, yang pada habitat aslinya mereka akan mengonsumsi sisa-sisa organik mati.
Sehingga ketika menjadi hewan peliharaan, pemilik tak perlu pusing memikirkan jenis makanan.
Pada beberapa akuarium, mereka memberi keong-keongnya makan berupa roti tawar.
“Pernah juga ada cicak jatuh, ya diserbu. Tidak sulit kok merawat keong. Apalagi kita iklimnya tropis. Tinggal kita taruh di akuarium seperti ini ya boleh, lalu ditaruh di suhu kamar, 25-32 derajat itu mereka kuat. Lalu kondisi akuariumnya lembab,” ujar Tony.
Persyaratan yang sedikit berat adalah jenis minuman keong.
Mereka menyarankan menggunakan air laut atau air mineral.
Pemilik juga harus memerhatikan cangkang keong.
Jika keong sudah siap keluar dari cangkang lamanya, siapkan beberapa pilihan cangkang kosong di dekatnya.
Koleksi Jumbo Keong Indonesia dijual mulai Rp 5.000-Rp 100.000.