TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN – Aji Santoso, pelatih Persela Lamongan turut berkoentar atas kasus yang menimpa pemain saya Persela Lamongan Saddil Ramdani dalam kasus penganiayaan terhadap kekasihnya inisial ASR (19).
Diluar kasus hukum yang menimpa salah satu pemainnya itu, Aji berpesan, agar kedepan Saddil dan pemainnya yang lain lebih berhati-hati dalam bertindak.
Lebih khusus, karena Saddil sebagai pemain muda, dimana secara mental belum begitu matang sehingga masih butuh banyak bimbingan dari semua pihak.
“Saddil pemain muda, lagi di atas, memang perlu bimbingan. Kedepan lebih berhati-hati dalam bertindak, karena ibaratnya semakin tinggi pohon cemara itu, semakin kencang terpaannya. Kalau belum siap bisa berbahaya,” ungkap Aji Santoso usai laga melawan Sriwijaya FC kepada TribunJatim.com.
Karier Saddil Ramdani di dua tahun terakhir memang sedang menjadi sorotan.
• Menikah Hari Ini, Ini Unggahan Terakhir Melody Eks JKT48 Sebelum Resmi Jadi Istri Mantan SMA-nya
Diusianya yang baru 19 tahun, talentanya sebagai pemain sepak bola asal Muna, Sulawesi Tenggara itu sering menjadi pilihan utama Timnas Indonesia dan lagi moncer. Mulai dari Timnas U-19, U-23, hingga Timnas Senior
“Dia (Saddil, red) masih butuh banyak pelajaran pada senior-seniornya termasuk saya, bagaimanapun ini anak didik saya dari Asifa. Untuk kedepannya saya harap dia lebih baik lagi,” harap Aji Santoso kepada TribunJatim.com.
Saddil merupakan pemain didikan Aji Santoso di International Football Academy (Asifa), Malang. Dia datang ke Malang, Jawa Timur, pada 2017 silam.
• Fakta-fakta Kasus Penganiayaan yang Menjerat Saddil Ramdani, Soal Kesepakatan hingga Nasib di Timnas
Sebelum hijrah ke Malang, dari kampung halamannya, Muna, Saddil lebih dahulu merintis karier profesioanl di Kendari, SMA 4 Kendari.
Berkat rekomendasi dua pelatihnya di Kendari, Asrul dan Abdul Razak, pada Aji Santoso di Malang. Akhirnya Saddil Ramdani bisa mengenyam pendidikan sepak bola Asifa di Malang. (Khairul Amin/TribunJatim.com)