Bincang Bisnis 2018

Exxon Serius Kembangkan UMKM yang Mau Mengelola Bisnis Secara Profesional

Penulis: Sri Handi Lestari
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erwin Maryoto, Vice President Public & Government Affairs ExxonMobile Indonesia bincang usaha Memenangkan UMKM di Era Digital 4.0, di ballroom Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (19/12).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Operator migas PT ExxonMobile Indonesia berkomitmen untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim.

Bahkan, Exxon siap meluaskan jangkauan tidak hanya sebatas wilayah kerja saja. "Selama ini kami memfasilitasi UMKM di wilayah kerja kami di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban untuk Jawa Timur serta Kabupaten Blora di Jateng.

Ke depan kami akan fasilitasi UKM yang serius mengembangkan bisnisnya secara profesional. Itu sebagai tanggungjawab sosial Exxon bagi perkembangan ekonomi masyarakat," cetus Erwin Maryoto.

Hadiri Bincang Bisnis bersama Harian Surya, SKK Migas Sebut Ada 4 Kontribusi Hulu Migas di Era 4,0

Harian Surya Surabaya dan Exxonmobil Gelar Bincang Bisnis Memenangkan UMKM di Era Industri 4.0

Hal itu disampaikan Erwin Maryoto menjadi pembicara di acara bincang usaha "Memenangkan UMKM di Era Digital 4.0," di ballroom Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (19/12).

Selain Erwin Maryoto, dalam acara yang digelar oleh Harian Surya bersama ExxonMobil itu juga hadir sebagai pembicara Direktur Utama Bank UMKM Jatim,Yudhi Wahyu M; Kepala SKK Migas Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Mashyar; Drajat Irawan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur; Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Mas Purnomo Hadi; serta praktisi UKM pemilik usaha sambal kemasan, Ny Mujiati.

Kendati begitu, Exxon harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Pasalnya Exxon, merupakan salah satu perusahaan Kontrak Kerjasama Kontruksi dan Operasional (KKKS) di usaha hulu Minyak dan Gas.

"Untuk memberdayakan masyakarat sekitar proyek, kami bekerja sama dengan LSM atau universitas dalam hal pengelolaan produk, manajemen, pemasaran dan pengelolaan keuangan, agar UKM bisa mandiri," paparnya.

Sementara itu Kepala SKK Migas Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Mashyar, menyebutkan bila industri hulu migas juga memiliki peran yang bisa dipakai untuk mengembangkan UMKM.

"Ada empat kontribusi industri hulu migas yang bisa mendorong UMKM di era industri 4.0 ini," kata Ali.

Empat kontribusi itu antara lain, penyerapan tenaga kerja lokal, terciptanya multiplayer effect, program pengembangan masyarakat (PPM), dan dana bagi hasil minyak.

"Saya kira PPM dengan menggunaan dana CSR (corporate social responsibility) ini bisa untuk mendorong berkembangnya ekonomi masyarakat melalui UMKM," timpal Ali.

Pemprov Jatim Gandeng Bukalapak

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) di tahun 2019 menargetkan 27.000 Industri Kecil Menengah (IKM) Jatim masuk ke marketplace digital ekspor.

Untuk tujuan itu, Pemprov Jatim telah mengikat kerja sama dengan sebuah marketplace terkemuka di Indonesia. Langkah besar itu diungkapkan Drajat Irawan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim saat menjadi pembicara di acara bincang usaha "Memenangkan UMKM di Era Digital 4.0," di ballroom Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (19/12).

"Target Pemprov Jatim dan Pak Gubenur, di tahun 2019 adalah 27.000 IKM masuk marketplace digital ekspor. Sementara hingga akhir tahun 2018 ini sudah ada 1.200 IKM masuk ke pasar digital ekspor," jelas Drajat.

Ia menjelaskan, bahwa permasalahan saat ini belum banyak UMKM di Jatim yang tersentuh oleh teknologi online.

Padahal potensinya sangat besar, berdasar Sensus Ekonomi Nasional 2016 tercatat ada 12,1 juta UMKM di Jatim. "Dari seluruh UMKM di Jatim baru tiga persen atau 400 ribu IKM yang telah masuk di e-commerce milik bukalapak," kata Drajat.

Dengan menggandeng Bukalapak diharapkan kienerja UMKM Jatim lebih efektif dan efi sien, agar UMKM Jatim dapat memenangkan pertarungan dalam industri dan perdagangan di pasar Asean.

"Mengutip pernyataan Gubernur Pak Soekarwo, bahwa bisnis is war. Bisnis adalah perang. Mereka yang mampu menawarkan produk lebih cepat dan murah serta lebih baik produknya itulah yang bisa dikatakan pemenang,” ujar Drajat.

Keberadaan UMKM Jatim telah menjadi soko guru ekonomi bagi provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini.

Terbukti di saat krisis global melanda dan kurs rupiah atas dolar melemah, dampak dan pengaruh yang nyata terhadap perekonomian di Jatim tidak begitu terasa. Potensi UMKM di Jatim sangat besar dan telah memberi kontribusi yang tinggi pada PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Jatim 57,52 persen.

Warung digital, selain menggandeng Bukalapak, di pengujung 2018, Pemprov Jatim juga menyiapkan program Warung Digital yang akan dimulai pada Natal 2018.

"Warung digital ini akan kami uji cobakan dengan menggandeng Bulog. Yaitu menyediakan produk pokok secara online dengan harga yang lebih murah," tandas Drajat.

Berita Terkini