TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Hari ini, Kamis (14/2/2019) adalah hari pertama Kabupaten Trenggalek tanpa bupati, setelah Emil Elestianto Dardak dilantik menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur.
Tugas-tugas bupati dijalankan oleh Wakil Bupati, M Nur Arifin alias Gus Ipin.
Namun bukan dari pendopo, dimana ruang kerja bupati berada, namun dari rumah dinas wakil bupati yang ada di belakang Kantor Pemkab Trenggalek.
"Saya kerja seperti biasa saja," ucap Gus Ipin, saat ditemui di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jwalita, di komplek belakang pendopo kabupaten.
Tugas pertama yang dilakukan Gus Ipin adalah menyerahkan tenda bantuan CSR BPR Jwalita kepada pedagang kaki lima (PKL) alun-alun.
M Nur Arifin mengaku tengah menaruh perhatian untuk menata PKL ini.
Baca Juga
• Nge-vlog Bareng Raffi Ahmad, Maruf Amin Bongkar Kenakalan Masa Kecilnya, Ceritanya Undang Riuh Tawa
• Kuasa Hukum Ahmad Dhani Sebut Tanggapan JPU Tidak Menyentuh Substansi Eksepsi Sama Sekali
Sebut Dakwaan Cacat, Kuasa Hukum Dhani Berharap Majelis Hakim Dapat Objektif Pada Putusan Sela
M Nur Arifin juga mendapat masukan dari bupati periode sebelumnya, Mulyadi terkait keberadaan PKL di alun-alun.
"Menurut beliau, keberadaan PKL di alun-alun memang semrawut dari dulu," sambung Gus Ipin.
Sebelumnya Kabupaten Trenggalek tidak pernah mendapat Piala Adipura karena keberadaan PKL di alun-alun ini.
Demi Piala Adipura, para PKL ini kemudian dilarang karena salah satu syarat Piala Adipura adalah, alun-alun harus steril dari PKL.
"Di lain sisi kita mau kejar piala Adipura, tapi di sisi lain para PKL ini seperti tersisihkan," ucap Gus Ipin.
Karena itu para PKL ini kemudian dibina di area pendopo. tapi di luar area utama alun-alun dengan diberi tenda.
Saat ini tenda mereka rusak, dan kebulan ada CSR dari BPR Jwalita berupa tenda untuk memperbaiki.
Ke depan Gus Ipin tetap memberdayakan pada PKL, agar bisa mengais rezeki di alun-alun tanda penyalahi Perda.
Salah satu yang mungkin adalah membuat agenda acara di alun-alun.
"Seperti yang saya lakukan saat menjadi PLT bupati dulu, kita buat night festival," ungkap M Nur Arifin.
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Para pedagang sudah mulai ditata dengan rapi sejak hari Jumat.
Namun di luar hari Sabtu dan Minggu, semua PKL harus tertib tidak berjualan di alun-alun.
Diharapkan para PKL yang sudah terdata berlaku tertib, sehingga jika ada PKL dari luar akan ikut berlaku tertib.
"Namanya orang cari rezeki kan pasti tetap ada (PKL dari luar). Tapi kalau PKL di dalam kita bersihkan, kita beri tempat yang lain kan ikut menyesuaikan," pungkasnya. (David Yohanes/TribunJatim.com).