Kilas Balik

Kekhawatiran SBY Saat Tahu Ramalan Soal Pilpres 2004, Sampai Berharap Kabar Itu Tidak Pernah Ada

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SBY dan ilustrasi ramalan

TRIBUNJATIM.COM - Bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan masyarakat Indonesia, pemilu tahun 2004 merupakan pemilu yang sulit dilupakan.

Sebab, pada pemilu tersebut SBY pertama kali dipilih sebagai Presiden Republik Indonesia, dan pemilihan presiden dilakukan pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia.

Ketika itu, SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla.

SBY berhasil mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi, dalam putaran kedua Pilpres 2004.

Cerita Saat Jepang Tak Lagi Dukung Soekarno Jelang Supersemar, Istri Sang Presiden Sempat Dilibatkan

Cerita SBY Soal Sosok yang Sengit Kepadanya karena Tak Jadi Cawapres, Padahal Dulunya Sering Bersama

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat akan memberikan konferensi pers terkait tudingan percakapan telepon dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Dalam keterangannya, SBY membenarkan bahwa benar adanya percakapan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin namun tidak ada kaitannya dengan kasus penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan meminta aparat penegak hukum untuk mengusut kabar penyadapan pembicaraan telepon dirinya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

SBY Bocorkan SMS Kemarahan Orang yang Tak Dipilihnya Jadi Menteri, Ani Yudhoyono Ungkap Sebabnya

SBY menjadi presiden tak hanya satu periode, melainkan dua periode.

Pada periode berikutnya, SBY juga berhasil memenangkan pilpres tahun 2009.

Saat itu SBY berpasangan dengan Boediono.

Dalam Pilpres 2009, SBY lagi-lagi mengalahkan Megawati Soekarnoputri.

Natasha Wilona Jawab Gosip Kedekatan dengan Anak Hotman Paris, Singgung Masa Sebelum Pacari Verrell

Mengintip Potret Romantis SBY Dampingi Ani Yudhoyono Berjuang Lawan Kanker Darah, Setia Temani Istri

Kolase SBY dan siluet orang 

SBY Bicara Soal Sosok yang Ingin Jadi Cawapresnya di Pilpres 2009, Sikapnya Sengit Saat Tak Dipilih

Kali ini Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Terkait perjalanannya saat menghadapi pilpres, SBY mengaku memiliki sebuah cerita.

Cerita itu disampaikannya dalam bukunya yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan", terbitan Kompas tahun 2014 lalu.

Dalam buku itu, SBY mengungkapkan kisahnya saat dia maju sebagai capres pada Pilpres 2004.

Hotman Paris Bocorkan Undangan Syahrini, Rencana Resepsi Terungkap, Akan Ada Pesta di Indonesia?

Kolase SBY dan ilustrasi siluet orang (TRIBUNNEWS/ TRIBUN PALEMBANG)

Natasha Wilona Jawab Gosip Kedekatan dengan Anak Hotman Paris, Singgung Masa Sebelum Pacari Verrell

Saat itu, SBY baru saja sampai di Makkah untuk menjalankan ibadah umrah.

Tepatnya, ketika itu SBY baru saja melakukan tawaf, dan sai di Masjidil Haram.

Namun, tiba-tiba saja SBY mendapatkan telepon dari seorang pendukungnya.

SBY menyebut, orang itu juga termasuk tim suksesnya yang memiliki peranan yang menonjol.

Ketakutan Soekarno Saat Istana Dikepung Pasukan Liar Jelang Lahirnya Supersemar, ke mana Soeharto?

Orang itu menyampaikan kepada SBY, ada berita yang kurang bagus.

"Menurut Pak A (dia sebut nama seseorang yang terkenal sebagai paranormal yang hebat, karena ramalan-ramalannya sering menjadi kenyataan) yang akan menang dalam pilpres nanti bukan Pak SBY, tapi Capres B (dia juga sebut siapa capres yang dimaksud)," tulis SBY menirukan ucapan orang itu.

Menanggapi ucapan orang itu, SBY pun sempat terdiam sesaat.

"Karena saya tidak berharap ada berita seperti ini. Artinya, mengapa mereka harus sangat percaya terhadap hal-hal begitu," kata SBY.

Sebelum Meninggal Dunia, Ibunda Mikha Tambayong Sempat Meminta Keluarga untuk Menjaga Putrinya

Ketum Partai Demokrat SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono, Sabtu (17/2/2018) (Kompas.com/Robertus Belarminus)

Unggah Foto Dilamar Reino Barack, Syahrini Dapat Ucapan Selamat dari Artis Hollywood Paris Hilton

SBY justru mengaku merasa khawatir jika semangat mereka menjadi kendur untuk terus berjuang.

"Kalau itu terjadi, maka kita bisa kalah. Kalah karena upaya kita tidak maksimal, atau karena kurang keras kita bekerja. Bukan karena ramalan itu," lanjut SBY.

Selanjutnya, SBY pun berusaha menenangkan orang tersebut.

"Begini saja. Ramalan itu belum tentu benar. Hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi. Hanya Allah pula yang akan menurunkan takdir-Nya. Kita berdoa sajalah. Yang khusyuk," ucap SBY.

Berita Terkini