TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dari Fakultas Peternakan dan Teknik Kimia berkolaborasi membuat inovasi masker mulut dari kokon ulat sutera.
Berkat masker ini, mereka mendapat medali emas di Indonesia Internasional Invention Fair 2019.
Acara itu diadakan AKIA di Universitas Ma Chung 24 April 2019.
• Gemari Sejarah dan Budaya, Mahasiswa Ubaya Phinta Mutiara Kusuma Dinobatkan Jadi Ning Surabaya 2019
• Mahasiswa UB Malang Bikin Agrowbot Untuk Tingkatkan Produksi Cabai Merah, Begini Sistem Kerjanya
"Kebetulan juga, produk ini juga didanai Kemenristekdikti untuk PKM Kewirausahaan," jelas Andika Yudha Harahap, mahasiswa Fakultas Peternakan UB pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com), Minggu (12/5/2019).
Masker mulut ini diberi nama Bombyx Mask.
Dijelaskan Andika, masker ini merupakan produk pelindung wajah dan terapi kesehatan penyakit hidung berbahan baku kokon ulat sutera (Bombyx mori).
Daun tanaman herbal tropis asli Indonesia yang dihasilkan melalui penerapan technology open top roller (OTR) yang dipadukan dengan media masker mulut berbahan kain katun yang belum pernah ada.
Pencipta masker ini adalah Muhammad Andika Yudha Harahap, Velia Berliana, Himatul Ulya Al Ulumum iyah, Siti Nur Ulpa dan Losendra Primamas Yunando.
Mereka dibimbing Dr Ir Imam Thohari MP IPM.
Dikatakan, maskernya mengandung anti-bakteri yang bermanfaat melindungi jaringan kulit dan memfilter sirkulasi udara kotor.
Sedang kandungan fibroin yang merupakan protein dalam kokon membuat kulit tidak menimbulkan jerawat.
Sedang kandungan minyak atsiri pada masker bisa memberikan aroma relaksasi pada penghirupnya.
• Lewat Inovasi Penurunan Residu Peptisida, Mahasiswa UB Malang Raih Bronze Medal di Malaysia
• Uang Kembalian Pakai Permen Dikeluhkan Mahasiswa UB Malang ke Kepala Perwakilan BI Jatim
"Jadi ini bisa jadi alternatif terapi stress pada sel syaraf," kata dia.
Dijelaskan dia, ide membuat masker ini karena banyak penderita TBC di Indonesia akibat kuman Mycobacterium tuberculosis.
Karena itu, penderita bisa mengalami gejala batuk berdahak selama dua pekan.
Bahkan tak jarang bisa sesak nafas. (Surya/Sylvianita Widyawati)