824 Warga Terserang Hepatitis A, Ini yang Dilakukan Dinkes Pacitan Agar Penderita Tak Bertambah

Penulis: Rahadian Bagus
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hepatitis

TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Sebanyak 824 warga Kabupaten Pacitan menderita hepatitis A.

Pasien yang menderita hepatitis A tersebar di delapan kecamatan atau Puskesmas di Kabupaten Pacitan.

Hepatitis A di Kabupaten Pacitan ini ditemukan pertama kali pada 14 Juni 2019.

Karena banyaknya pasien, Bupati Pacitan Indartato menyatakan KLB pada 25 Juni 2019 lalu.

Pacitan Ditetapkan KLB Hepatitis A, Dinkes Jawa Timur Kirim Tim Surveilans dan Obat-obatan

Lebih dari 400 Warga Pacitan Terkena Hepatitis A, Dinkes Jatim Turun Tangan Sosialisasi Hidup Bersih

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Eko Budiono, saat dihubungi, Kamis (27/6/2019) malam, mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan agar jumlah pasien tidak bertambah.

"Ada tiga langkah utama yang kami lakukan. Saya singkat Taspen," kata Eko.

Dia menuturkan, yang pertama, tata laksana kasus secara intensif.

Eko menuturkan, bagi pasien yang menjalani rawat inap diberi infus, dan protein untuk mencegah diare.

"Dan yang paling penting adalah tirah baring (rebahan). Ekstremnya, tidak boleh turun dari tempat tidur. Infus untuk menguatakan, tapi kalau tidak lemas diberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein," katanya.

HUT Kota Madiun ke-101, Pemkab Angkat Potensi Lokal Go-Internasional, Mulai Pecel hingga Bluder

Lakukan Penyelamatan Heroik, M Ridho Jadi Bintang Lapangan Saat Madura United Kalahkan Persebaya

Langkah kedua yakni surveillance (pengawasan).

Petugas Dinas Kesehatan, melakukan pemantuaan kondisi wilayah, waktu, tempat dan orang, yang ditemukan gejala hepatitis A.

"Setiap hari ada petugas dari Dinas Kesehatan melalui sistem kewaspadaan dini dan respons berbasis Puskesmas. Jadi petugas-petugas itu memantau terus, pemantauan wilayah setempat," katanya.

Kemudian, lanjut Eko, langkah yang ketiga pengendalian faktor risiko.

Dia mengatakan, risiko utama dari hepatitis A ini adalah berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke mulut.

"Risikonya, dari makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri, makanya dikendalikan. Kami ajak masyarakat untuk cuci tangan sebelum menjamah makan dan minuman, terutama setelah buang air kecil atau buang air besar," kata Eko.(Surya/Rahadian Bagus)

Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com:

Berita Terkini