Laporan Wartawan TribunJatim, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pemilik warung Bebek Ciphuk di Kota Malang mengaku menjadi korban order fiktif di aplikasi ride hailing, Grab.
Dalam waktu tiga hari, orderan grabfood yang masuk ke warungnya mencapai Rp 40 juta. Padahal, warung Bebek Ciphuk telah tutup sejak Juni 2019 lalu.
"Saya tidak merasa membuat pesanan yang masuk. Warung saya juga sudah tutup," tutur pemilik warung Bebek Ciphuk, Riski Riswandi, Rabu (31/7/2019).
• Terlepas dari Teror Persib di Malang, Milo Sebut Kemenangan Arema FC karena Pemainnya Bermain Pintar
• Panpel Arema FC Meminta Maaf Soal Teror yang Didapat Persib di Malang, Tak Ada Unsur Kesengajaan
Ia menjelaskan pada Sabtu (27/7/2019), ada telepon dari seorang driver Grab yang mengeluh kenapa warung Bebek Ciphuk tutup.
Sementera dalam aplikasi, Bebek Ciphuk tetap buka, "Setelah itu driver bilang kalau hal ini bisa disalahgunakan. Kemudian saya cek," ucapnya.
Selanjutnya, Riski membuka email dari Grab dan kaget melihat transaksi di warungnya mencapai Rp 15 juta. Dalam tiga hari sejak Sabtu hingga Selasa (27-30/7) orderan di warungnya tembus Rp 40 juta dan 25 persennya wajib disetorkan kepada Grab.
Riski sempat datang ke warung miliknya dan menemukan puluhan driver Grab mangkal. Di sana, tercecer sejumlah bukti transaksi palsu yang diketahui menggunakan aplikasi Kasir Pintar.
"Struk itu didapat dari aplikasi. Tinggal download saja aplikasi itu bisa bikin struk palsu," imbuhnya.
Riski telah mengadukan order fiktif tersebut kepada Polres Malang Kota. Kata Riski, dia dianjurkan untuk terlebih dulu melapor kepada Grab.
"Ini kan kami masih nunggu invoice dari Grab, biasanya akhir bulan. Jadi kami disarankan untuk mengadu ke Grab dulu," tutup dia.