KM Santika Nusantara Terbakar

Cerita 2 Korban KM Santika Nusantara Terbakar: Dua Hari Minum Air Laut dan Terombang-ambing

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua penumpang KM Santika Nusantara yang berhasil selamat ditolong nelayan menuju Lamongan, berbincang dengan Basarnas di Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Minggu (25/8/2019).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dua penumpang berhasil selamat dan bertahan hidup dari KM Santika Nusantara yang terbakar di perairan Masalembu Madura sejak Kamis (22/8/2019) kemarin.

Dua orang ini, yakni Sigit dan Samuji mengaku hanya bertahan hidup dengan minum air laut selama terombang-ambing di perairan Masalembu.

Sigit dan Samuji Tiba di Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Minggu (25/8/2019) melalui jalur darat setelah ditolong nelayan dan tiba di Brondong, Lamongan.

Tanpa menggunakan alas kaki, kedua kernet truk itu langsung disambut Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen (TNI) Nugroho Budi Wiryanto di ruang tunggu eksekutif.

(Operasi SAR KM Santika Nusantara Masih Terus Berjalan, Ada 311 Korban, Tiga Meninggal)

Mereka berdua dipersilahkan untuk menyantap makanan dan minum terlebih dahulu. Kemudian didata oleh petugas.

Sigit menceritakan Dia sedang berada di dalam kamar KM Santika Nusantara. Tiba-tiba muncul asap dan semua panik. Spontan saja, dia langsung menggunakan pelampung.

Menurutnya, ada 300 lebih penumpang di dalam kapal saat itu.

Suara ledakanpun terdengar. Api membesar, para penumpang lainnya berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

"Saya tidak bisa renang pak, tidak ikut perahu karet, tidak ikut sekoci langsung terjun ke laut," ujarnya.

Suasana malam yang gelap dan suara ledakan berulang kali terdengar dari kapal itu membuatnya pasrah di tengah perairan Masalembu.

Dia tidak sendiri, salah satu penumpang lainnya, Samuji, warga Blitar juga terlihat di perairan.

(Irwan Korban Selamat KM Santika Nusantara, Bingung Tak Bisa Pulang ke Samarinda, Barangnya Ludes)

Sejak Kamis malam, di hanya berada di sekitar kapal, bersama Samuji.

Dengan segala keterbatasan, keduanya langsung mendekati kapal yang sedang terbakar itu. Dia hanya bisa pasrah sambil menunggu bantuan datang.

"Jum'at ada kapal lewat tapi posisi saya di samping, saya panggil-panggil tidak mendengar," kata Sigit.

Kemudian kapal itu menjauh, harapannya untuk kembali ke darat pun meredup. Keduanya bertahan hidup dengan meminum air laut sambil bersandar di badan kapal yang terbakar itu.

Halaman
12

Berita Terkini