Pengakuan Pengawal Soekarno, Ingat Sebaris Pesan Bung Karno, Sampai Rela Jual Koran Saat Tua
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang pria di Surabaya mengaku sebagai mantan pengawal Soekarno baru-baru ini.
Siapa sangka, pria renta penjual koran di Jalan Panjang Jiwo Surabaya merupakan sosok spesial.
Dia adalah Mbah Waris, mantan pengawal Presiden Soekarno yang saat ini berjuang menyambung hidup dengan menjajakan koran di tepi jalan.
Mbah Waris yang ditemui saat berjualan ini, hanya memakai topi untuk melindungi dari terik panas matahari.
Tak henti-henti ia melambaikan koran yang ia pegang di tangan keriputnya kepada kendaraan yang berlalu lalang di dua arah Jalan Panjang Jiwo itu.
Tak banyak kendaraan yang berhenti untuk membeli korannya, bahkan beberapa kendaraan tak menghiraukan Mbah Waris.
"Ini belum laku dek," katanya saat ditemui TribunJatim.com, Rabu (11/9/2019).
Mbah Waris setiap hari membawa setumpuk koran untuk dijualnya kepada pengendara di jalanan tempat ia mengadu nasib.
"Saya dari jam 4 subuh sudah jualan," katanya, sembari mengusap keringat yang menetes di wajahnya yang mulai keriput termakan usia.
Pria berusia 86 tahun itu mengaku tak ada pilihan lain selain bekerja sebagai penjual koran.
Usianya yang sudah senja membuat otot-ototnya tak lagi kuat seperti saat menjadi pengawal Presiden Soekarno dulu.
Diakui Mbah Waris, ia telah berjualan koran sekitar dua tahun terakhir. Sebelumnya, ia banyak bekerja borongan di banyak proyek yang membutuhkan tenaganya.
"Dulu borongan," katanya sambil bercerita.
Mbah Waris memang tengah viral di media sosial. Hal itu bermula dari unggahan seorang youtuber dan diunggah di akun Youtube bernama Cak Budi Official.
Dari video viral itu, tak disangka, ternyata sosok renta penjual koran di Jalan Panjang Jiwo tersebut dulunya adalah pengawal Bung Karno.
Rela Jualan Koran Untuk Biaya Lima Anaknya
Penjual koran bernama Mbah Waris, yang belakangan diketahui mantan pengawal Presiden Soekarno harus rela berpeluh keringat mengais rupiah di tepi jalan. Pria renta itu, harus membiayai kelima anaknya yang masih sekolah.
"Anak saya semuanya enam," kata Mbah Waris yang ditemui saat menjajakan koran di Jalan Panjang Jiwo Surabaya, Rabu (11/9/2019).
Dari enam anaknya itu, lima orang masih duduk di bangku sekolah. Sehingga Mbah Waris masih harus membiayai kelima anaknya itu.
Mbah Waris menuturkan, hasil dari jualan koran itu memang tak seberapa. Namun karena kondisinya yang sudah tak lagi muda, sehingga ia mengungkapkan, tak ada pekerjaan lain yang bisa ia lakoni selain menggantungkan nasib dengan menjajakan koran di tepi jalan di Kota Surabaya.
"Iya cukup dek, untuk jajan anak-anak," katanya sambil tersenyum, seolah tak memperlihatkan raut kesedihan.
Ia tak menampik, kadang tumpukan koran yang ia bawa tak satupun laku. Namun tak menyurutkan langkah Mbah Waris sebagai kepala keluarga yang harus membuat dapurnya mengepul dan seluruh biaya sekolah anaknya terpenuhi.
"Ini buat biaya anak-anak itu tadi, ya buat makan, buat jajan mereka juga," kata Mbah Waris.
Menurut Mbah Waris, ia paling tidak bisa melihat anaknya sedih. Sehingga ia mengaku rela berpanas-panasan di tengah jalan agar seluruh kebutuhan anaknya tercukupi.
"Ketimbang anak putu nangis minta jajan, mending kita di pinggir jalan kan dek," kata Mbah Waris.
Dua Tahun Jadi Pengawal Soekarno, Mbah Waris Selalu Kenang Petuah Sang Proklamator
Pria renta yang penjual koran di Surabaya, Mbah Waris mengaku masih ingat betul sosok Soekarno yang ia kawal selama dua tahun.
Hingga saat ini, Mbah Waris masih tak lupa petuah Soekarno.
Petuah itu, kata Mbah Waris, masih terngiang di pikirannya kendati usianya telah menginjak 86 tahun. Petuah itu selalu jadi prinsipnya, hingga saat ini.
"Bung Karno selalu ngomong, kalau bisa cari makan sendiri, jangan menggantungkan pada orang lain," kenangnya.
Menurut Mbah Waris, pesan itu disampaikan langsung oleh Bung Karno, agar menjadi bangsa yang mandiri.
Diakui Mbah Waris, meskipun tak ingat lokasi saat Bung Karno mengucapkan itu, namun petuah dari Sang Proklamator itu, masih ia ingat sampai sekarang.
Mbah Waris merupakan seorang penjual koran yang sehari-hari menjajakan tumpukan korannya di Jalan Panjang Jiwo Kota Surabaya.
Nama Mbah Waris akhir-akhir ini menjadi buah bibir lantaran mengaku sebagai mantan pengawal Presiden Soekarno.
Pengakuan Mbah Waris itu, pertama kali di unggah oleh seorang Youtuber di akun Youtube bernama Cak Budi Official.
Setelah diunggah di akun tersebut, nama Mbah Waris kemudian ramai jadi perbincangan khalayak.
Selalu Setia Mengawal Bung Karno, Mbah Waris Simpan Kerinduan Mendalam Pada Presiden Soekarno
Mata Mbah Waris terlihat berkaca-kaca saat disebut nama Presiden Soekarno.
Mbah Waris yang selama dua tahun menjadi pengawal Soekarno saat ini menyimpan kerinduan yang mendalam pada sosok proklamator bangsa itu.
Raut wajah Mbah Waris yang keripu itu tiba-tiba tertunduk saat mengatakan dirinya rindu sosok Bung Karno.
Di sudut matanya yang mulai sendu itu, Mbah Waris tak bisa menyembunyikan kerinduannya pada sosok Presiden pertama Indonesia yang telah ia kawal selama dua tahun kala itu.
"Saya kangen dek, cuma kan Bung Karno sudah wafat," kata Mbah Waris tertunduk haru.
Diakui Mbah Waris, sosok Bung Karno bagi dirinya sangat spesial. Bung Karno disebut Mbah Waris memiliki kecintaan luar biasa kepada rakyatnya. Hal itu yang membuat Bung Karno begitu sangat dikagumi dirinya.
"Jadi Bung Karno, tak ingin melihat rakyatnya sengsara," ucap Mbah Waris.
Mbah Waris bercerita, dia kerap mengawal Bung Karno selama berkunjung ke Kota Surabaya.
Ia masih mengingat jelas saat dirinya mengawal Bung Karno ketika berkunjung ke Kota Surabaya.
"Jadi kalau ke Surabaya, dari Wonokromo sampai Tugu Pahlawan itu saya yang ngawal," kenang Mbah Waris.