Sedang Transaksi di Tepi Jalan, Pria dari Malang Keburu Dibekuk Polisi, Temukan 10 Ribu Pil Koplo

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka M Khudori dan Imam bersama barang bukti saat dipaparkan dalam rilis di Satresnarkoba Polres Malang, Jumat (20/9/2019)

Sedang Transaksi di Tepi Jalan, Pria dari Malang Keburu Dibekuk Polisi, Temukan 10 Ribu Pil Koplo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Satresnarkoba Polres Malang menangkap M Khudori warga Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, awal September lalu, Minggu (1/9/2019).

Pria berusia 30 tahun tersebut ditangkap karena kedapatan memiliki 10 ribu pil koplo yang dikemas dengan plastik transparan.

Peran Khudori dalam kasus ini adalah sebagai kurir untuk mengedarkan ribuan pil tersebut ke berbagai wilayah di Kabupaten Malang.

4 Pot Bunga di Jalan Embong Malang Dirusak, Pemkot Surabaya Buru Pelakunya

TPA Supit Urang Akan Over Kapasitas, Pemkot Malang Cari Lahan di Kabupaten, Pemprov Jadi Fasilitator

Kementan Serahkan Bantuan Ayam Joper di Malang, Warga Bisa Kembangkan Peternakan Sambil Jadi Petani

"Tersangka kami tangkap saat hendak transaksi di tepi jalan tak jauh dari tempat tinggal tersangka. Kami geledah hingga akhirnya ditemukan 10 ribu pil dobel L," ujar Kasatresnarkoba Polres Malang AKP Anton Widodo di Polres Malang, Jumat (20/9/2019).

Anton menambahkan, 10 ribu pil koplo tersebut bernilai nominal Rp 7 juta. Tersangka mendapat imbalan Rp 300 ribu sekali pengantaran.

"Kami terus melakukan pengembangan untuk mengungkap otak dibalik peredaran pil koplo tersebut," ungkap Anton.

Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 197 sub pasal 196 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

"Selain mengamankan barang bukti pil koplo, dari tangan tersangka kami juga mengamankan uang tunai sebesar Rp 500 ribu," jelas Anton.

Di sisi lain, tersangka Khudori mengaku terpaksa menjadi kurir pil koplo karena terdesak kebutuhan ekonomi. Usai bekerja serabutan di Lumajang hingga akhirnya menganggur, Khudori mengaku tak punya pilihan.

"Terpaksa jadi kurir karena butuh uang. Disuruh teman saya di Bululawang," kata Khudori mengaku.

Berita Terkini