TRIBUNJATIM.COM - Sutradara kenamaan, Joko Anwar, merespons adanya polemik surat teguran yang dilayangkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Respons Joko Anwar tersebut diberikan seiring adanya teguran KPI terhadap beberapa penayangan acara maupun konten televisi maupun film layar lebar sepertinya akan berbuntut panjang.
Joko Anwar menyuarakan penolakannya terhadap sikap KPI, Joko Anwar menilai sikap KPI tersebut kurang tepat karena membatasi para sineas dalam berkreasi.
Lantas sejak kapan Joko Anwar merasa tersentil dengan sikap KPI tersebut?
Joko Anwar menginginkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang madani.
Masyarakat madani yang dimaksud Joko Anwar adalah masyarakata yang mampu mengatur dirinya sendiri.
Dalam hal ini, alangkah baiknya jika masyarakat mampu merasakan apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya sendiri.
• 5 Fakta Menarik Animasi Spongebob yang Ditegur KPI, Nama Asli hingga Dibuat oleh Ahli Biologi Laut
Selain itu, sebagai manusia yang hidup di Indonesia seharusnya memiliki persepsi tentang hidup termasuk persepsi tentang sebuah informasi dan apa tontonan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjadi masyarakat yang madani. Masyarakat madani itu artinya masyarakat yang mampu mengatur dirinya sendiri," kata Joko Anwar.
"Termasuk bagaimana kita seharusnya memiliki persepsi tentang hidup, di antaranya adalah bagaimana kita memiliki persepsi tentang sebuah tontonan dan apa yang kita dan apa yang kita konsumsi sehari-hari baik itu entertainment, informasi dan sebagainya," lanjutnya.
Menurut Joko Anwar, jika ada lembaga yang justru menentukan pilihan kita, maka mereka bisa dikatakan memiliki sifat represif (sifat mengekang).
Represif tidak baik untuk masyarakat yang tinggal di sebuah negara.
Pasalnya, pemikiran masyarakat akan semakin kerdil jika pemilihan informasi dan tontonan diatur oleh lembaga pemerintah.
"Begitu ada lembaga pemerintah yang menentukan kita harus merasa seperti ini, memiliki persepsi seperti ini terhadap sebuah tonotonan atau informasi ini artinya kita sudah mengalami represi (pengekangan).
• Film The SpongeBob SquarePants Movie Kena Sanksi, Unggahan KPI Tuai Pro-Kontra dan Viral
Dan segala sesuatu yang bersifat represif itu tidak baik buat kita sebagai rakyat dan manusia yang tinggal di sebuah negara," tutur Joko Anwar.
Di mata Joko Anwar, KPI semakin otoriter dalam bertindak. Mengingat dirinya yang sudah dewasa, Joko Anwar menyebut telah memiliki hak untuk bebas memiliki persepsi sendiri atas apa yang ia tonton.
"Jadi KPI ini sudah otoriter. Lembaga seperti ini jangan sampai membuat kita sebagai warga negara yang kerdil. Karena kita diberi tahu, 'ini tayangan yang boleh kamu tonton, ini tayangan yang tidak boleh kamu tonton. Kamu harus berpikir seperti ini, ini porno loh, ini nggak sopan loh'. Kita sudah dewasa kok. Umur saya sudah kepala 3 dan kita sudah bebas memilih apa yang kita tonton. Kita sudah bebas untuk memiliki persepsi sendiri atas apa yang kita tonton," ungkap Joko Anwar.
Ia pun tak ingin KPI memaksa masyarakat merasakan apa yang mereka rasakan. Karena KPI terus memaksa masyarakat tentu tidak bisa berpikir untuk dirinya sendiri.
• Potret Saudara Kandung 4 Member BLACKPINK, Ternyata Kakak Laki-laki Jisoo Tampan Bak Idol!
"Jangan sampai mereka otoriter dan kita dipaksa untuk merasakan apa yang mereka rasakan. That is not good (itu tidak baik) untuk kita sebagai society (masyarakat) karena kita akan jadi masyarakat yang tidak bisa berpikir untuk diri kita sendiri," sambungnya.
"Kalau dari dulu sudah gelisah tetapi saya selalu berpikir seperti ini, apa jangan-jangan televisi yang selama ini memiliki ketakutan dan parno sendiri sedangkan KPI tidak begitu strict (ketat).Tapi ternyata memang KPI seperti itu, film kartun Spongebob dinilai melanggar norma kesopanan atau tidak sesuai dengan tontonan anak-anak.
Padahal hanya Spongebob, kalau misalnya mereka sudah bilang Spongebob melanggar norma-norma apapun itu, menurut saya mereka nggak usah menilai apapun dalam dunia untuk kita. Terserah mereka memikirkan untuk diri mereka sendiri," ucap Joko Anwar.
Terlepas dari itu semua, Joko Anwar menginginkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang madani.
"Pokoknya Indonesia harus menjadi civil society, masyarakat madani yang harus mengatur untuk dirinya sendiri kalau nggak kita tetap menjadi masyarakat yang kerdil. Sama kayak sensor atau apapun itu bukan zamannya lagi. Dilarang nonton di tv dan bilang ini tidak sopan. Lah kita bisa nonton apa saja dan dari mana saja kok," pungkas Joko Anwar.