Virus Corona di Sidoarjo

Sebab Jumlah Positif Covid-19 di Sidoarjo Melonjak, Banyak Warga Masih Keluyuran & Ngumpul di Warkop

Penulis: M Taufik
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji saat mengecek APD untuk petugas dan relawan di posko Covid-19 Sidoarjo

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Jumlah pasien Covid-19 di Sidoarjo terus bertambah. Bahkan lonjakan angkanya terbilang cukup tinggi dibanding hari-hari sebelum.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, ada beberapa hal yang menjadi penyebab terus meningkatnya jumlah pasien positif covid-19 di Kota Delta.

"Kemarin dalam sehari ada penambahan 10 pasien positif. Itu hasil swap yang dilakukan enam hari lalu. Mereka dari pasien PDP yang naik level jadi positif, dan ada pasien dari Surabaya," kata dokter Syaf, Senin (13/4/2020).

Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Sukartono Ajak Tim dan Relawan Donor Darah

Kapolresta Sidoarjo Perintahkan Tembak di Tempat Bandit yang Melawan

Forkas Bagikan 1.000 Paket Sembako Keliling Kota Surabaya dan Sidoarjo

Angka PDP dan ODP juga terus bertambah. Termasuk jumlah pasien positif maupun PDP yang meninggal dunia, juga semakin hari semakin banyak.

Menurut Syaf, kunci utama menghentikan penyebaran virus ini adalah physical distancing. Nah, hal ini yang menjadi kendala di Sidoarjo.

Selama ini, diakui masih banyak masyarakat keluyuran. Bahkan di warung-warung kopi dan berbagai tempat juga masih banyak warga bergerombol.

"Padahal, yang bahaya itu OTG (orang tanpa gejala) yang berkeliaran. Mereka membawa virus, menyebarkannya tanpa terasa," lanjut dia.

Beberapa waktu lalu, Dinkes Sidoarjo memprediksi puncak pandemi covid-19 di Sidoarjo terjadi kisaran 15 April 2020. Tapi melihat kondisi sekarang ini, prediksinya pun semakin panjang.

Dinkes memperkirakan, pandemi covid-19 di Sidoarjo bisa sampai Juni 2020 atau lebih.

"Prediksi dulu itu jika physical distancing berjalan baik. Nah sekarang dengan kondisi seperti ini, kayaknya bisa sampai Juni mendatang," ujar Syaf.

Terkait upaya penanganan pasien, disebutnya sejauh ini peralatan dan perlengkapan di Sidoarjo masih aman. APD, ruang isolasi, dan sebagainya masih memadai.

Beberapa rumah sakit rujukan sudah menambah ruang isolasi untuk pasien Covid-19. Sekarang total jumlahnya mencapai 62 tempat isolasi.

RSUD Sidoarjo saja, sekarang punya 17 ruang. Bahkan jika dibutuhkan, rencananya satu lantai rumah sakit milik Pemkab itu bakal dipakai semua untuk temoat isolasi.

Namun yang lebih penting, physical distancing harus benar-benar diterapkan dengan baik. Polisi dan sejumlah pihak terus melakukan penertiban. Tapi jika kesadaran masyarakat masih kurang, tentu upaya pemerintah atau aparat juga sia-sia.

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji tidak menampik kondisi itu. Diakuinya, masih banyak warga berkerumun di warung-warung dan sebagainya.

"Petugas terus melakukan patroli. Setiap ada kerumunan langsung dibubarkan. Tapi ternyata, sebagian masyarakat belum sadar. Setelah diobrak, mereka kembali lagi. Tetap berkerumun lagi," kata Sumardji.

Ya, jalanan di Sidoarjo juga terbilang masih ramai sepanjang waktu. Warung, tempat ngopi, tempat nongkrong, dan sebagainya terlihat masih banyak aktivitas.

Sebagian masyarakat seolah tidak peduli. Padahal, berkerumun atau bergerombol itulah yang menjadi penyebab terus bertambahnya pasien Covid-19 di Sidoarjo.

Sekarang ini, Polresta Sidoarjo juga sedang berusaha memaksimalkan posko relawan covid-19 yang tersebar di semua desa. Harapannya, petugas dan Relawan di semua posko bisa ikut melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain itu, petugas dan relawan posko juga harus bisa cepat mengatasi peristiwa yang terjadi. Seperti ada orang meninggal mendadak dan sebagainya, mereka yang berada di garda terdepan penolong.

"Makanya, semua posko kita beri APD berupa baju asmat, sepatu boat, termogun, sarung tangan, masker, helm dan pelindung mata. Agar mereka merasa aman saat bertindak," ujar kapolres.

Berita Terkini