TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masyarakat Jawa Timur kini bisa mengecek kondisi sebaran Corona atau Covid-19 di sekitarnya secara real time.
Pasalnya mulai hari ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuka akses peta persebaran Covid-19 seluas-luasnya kepada masyarakat.
Layanan yang dapat diakses Radar Covid-19 di http://radarcovid19.jatimprov. go.id/ tersebut menyajikan data secara real time hingga tingkat kecamatan di 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
• Pengendara dan Penumpang Angkutan Umum Tak Pakai Masker Dilarang Masuk Sidoarjo, Disuruh Putar Balik
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembukaan akses tersebut dilakukan agar masyarakat mendapat visualisasi tentang kondisi ter-update saat ini.
Harapannya, bisa mengurangi kepanikan masyarakat dan membuat mereka lebih waspada serta meningkatkan kedisplinan masyarakat dalam penerapan physical distancing.
"Ini salah satu wujud komitmen kami untuk transparansi data dan percepatan penanganan Covid-19. Agar masyarakat lebih ‘ngeh’ dengan situasi saat ini dan lebih aware lagi dengan lingkungan," ungkap Khofifah, Rabu (15/4/2020).
• VIRAL Wanita Positif Covid-19 setelah Belanja Online, Padahal di Rumah 3 Minggu, Akui 1 Keteledoran
• Tingkah Satpam Positif Corona, Mudik, Main Voli & Bagikan Nasi, Warga Kena Imbasnya, Lihat Endingnya
Di laman tersebut, lanjut Khofifah, masyarakat tidak hanya mendapat gambaran sebaran pasien positif Covid-19 hingga tingkat kecamatan.
Namun juga akses rumah sakit rujukan terdekat jika membutuhkan penanganan kesehatan segera.
Bahkan, kata dia, masyarakat juga bisa menghubungi nomor khusus di tiap rumah sakit yang didedikasikan untuk pelayanan Covid-19 tersebut.
• Syarat dan Cara Dapatkan BLT Rp 600 Ribu untuk Keluarga Miskin di Desa, Antisipasi Dampak Corona
Dengan demikian, pelayanan kesehatan bagi masyarakat bisa lebih cepat dan komprehensif.
"Dari Radar Covid-19 ini kita bisa mengetahui jika ada masyarakat yang memiliki tanda-tanda klinis penyakit ini, maka bisa segera dirujuk ke RS terdekat sesuai data yang ada," imbuhnya.
Pembukaan akses ini, tambah Khofifah, diharapkan dapat pula mendorong semangat gotong royong manakala daerah atau wilayahnya masuk dalam area terdampak Covid-19.
"Bukan stigmatisasi atau diskriminasi dengan alasan ketakutan yang kami inginkan, tapi semangat kebersamaan dan gotong royong. Ayo kita bangun optimisme bisa melewati ini semua," tuturnya.
Untuk diketahui, bahwa titik merah bukan titik persis lokasi pasien positif Covid-19 namun diacak oleh sistem dalam radius 1 km dari alamat domisili pasien di area kecamatan tersebut.
Sehingga, warga di zona merah tersebut harus makin memperketat physical distancing.
• Skema Penyaluran BLT, BPNTD dan Voucher Rp 150 Ribu ke Warga Malang Terdampak Corona, Cek Lengkapnya