Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Peningkatan sampah terjadi di Sungai Surabaya selama penerapan PSBB Surabaya Raya.
Sampah tersebut menumpuk di pintu air Sungai Wonokromo.
Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah ( Ecoton ) menyebutkan sampah tersebut didominasi limbah plastik hingga popok.
• Akhirnya China Akui Simpan Virus Corona di Lab, Rahasia Soal Kebocoran Terkuak, Ini Fakta Ilmiahnya
• Curhat Pengusaha Restoran di Surabaya yang Habis-habisan di Masa PSBB, Terpaksa Jual Mobil dan Tanah
Direktur Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan sampah plastik yang mengalir dari kawasan Gunungsari hingga Wonokromo ini terdiri dari beberapa jenis.
Mulai dari botol air plastik, sisa minuman dalam kemasan, tas kresek hingga popok.
"Bercampur baur dengan bangkai binatang. Sampah-sampah ini hanyut ke muara dan nyangkut di kawasan mangrove Pamurbaya, Wonorejo dan muara Wonokromo," ujarnya.
• Warga Sidoarjo Naik Pikap Sembunyi di Balik Terpal Demi Ketemu Keluarga di Malang, Endingnya Gini
• Pesan WA Tak Dibalas, Aurel Sindir Krisdayanti Kabari Kalau Ada Waktu, Istri Raul Lemos Balas Gini
Kemudian tidak adanya trashboom membuat sampah mengalir sampai pintu air dan mengarah ke laut.
Harusnya, sampah ini diangkat dari badan air Sungai Surabaya sebelum masuk ke laut. Mengingat Indonesia telah banyak menyumbang polusi laut dengan sampah plastiknya.
"Di bawah Tol Gunungsari biasanya ada trashboom, penahan sampah ini dipasang untuk menjebak sampah dan kemudian sampah diangkat dengan backhoe dan kemudian diangkut dengan dumptruck ke TPA Benowo," kata Peneliti Ecoton, Daru Setyorini.
"Tapi hari ini kita melihat trashboomnya dilepas, sehingga sampah langsung menuju ke laut," tambahnya.
Pihaknya mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dan Jasa Tirta I Pengelola Sungai Surabaya untuk segera mengendalikan sumber sampah.
Caranya dengan menyediakan kontainer-kontainer sampah agar penduduk tidak buang sampah ke sungai.
"Seharusnya pengelola sungai dan Pemprov Jatim tidak membiarkan sampah hanyut ke ke laut," tandasnya.
Penulis: Syamsul Arifin
Editor: Heftys Suud