Curhat UMKM Tahu Tempe dan Tanaman Hidroponik Sidoarjo ke Bacabup BHS: Kurang Sentuhan Pemerintah

Penulis: M Taufik
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bacabup Sidoarjo BHS saat blusukan ke produsen tahu di Taman, Sidoarjo, Selasa (28/7/2020).

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) keliling ke sejumlah wilayah di Kecamatan Taman, Rabu (29/7/2020).

Termasuk ke sentra industri tahu-tempe di Desa Kedungbotoh, dan pusat budidaya tanaman hidroponik di Desa Wage.

Bertemu dengan beberapa pengusaha dan perajin tahu tempe, BHS disambati sejumlah hal.

NEWS VIDEO - Rekaman CCTV Maling Surabaya Kecele Bobol Rumah Dikira Kosong, Penghuni Teriak: Kabur

Bakal Lepas Status Duda? Dory Harsa Terang-terangan Kenalkan Nella Kharisma ke Ibu: Piye Atiku

Diantaranya mengenai permodalan atau kucuran kredit lunak dari pemerintah.

"Ya, rata-rata pelaku usaha butuh suntikan modal. Selama ini, mereka mengaku belum tersentuh program kredit lunak dari pemerintah," kata Bambang Haryo di sela kegiatannya.

Kondisi ini menjadi catatan khusus BHS. Karena di beberapa lokasi lain di Sidoarjo, banyak disampaikan oleh pelaku usaha, bahwa mereka belum tersentuh kredit usaha rakyat (KUR) dari pemerintah.

Operasi Patuh Semeru 2020 Tekankan Protokol Kesehatan: 60% Warga Surabaya Mulai Tertib Bermasker

Maling Motor Sasar Rumah Pimred BBS TV di Surabaya, Rusak Gembok: Yamaha N Max Dibawa Lari

"Padahal, UMKM itu penyumbang PAD yang luar biasa. Keberadaan UMKM juga menyerap tenaga kerja yang ujungnya berdampak poaitif terhadap perekonomian warga," sambung dia.

Persoalan lain, di beberapa tempat, pelaku usaha belum punya merek. Kemudian, masalah pemasaran dan manajemen usaha. Disebutnya, pemerintah harus berperan aktif dalam hal ini.

Ketika mengunjungi sentra hidroponik, BHS juga berbincang panjang lebar dengan pengelola dan para pegawai di sana. BHS mengaku bangga, budidaya hidroponik tersebut juga menjadi jujukan sejumlah mahasiswa dari berbagai wilayah.

"Sayangnya, lagi-lagi kurang sentuhan dari pemerintah," sebutnya.

Padahal, budidaya hidroponik itu selain berampak positif terhadap perekonomian juga berdampak langsung pada lingkungan. Bahkan, sudah dibutuhkan pula untuk dunia pendidikan.

Harianto, pengelola tempat itu mengaku sudah beroperadi sekira 5 tahun. Selama ini kerap ada mahasiswa melakukan studi di area budidaya seluas 900 meter persegi itu.

Kangkung, bayam, dan berbagai tanaman di situ saban hari bisa dipanen.

"Tapi kondisinya seperti ini. Harusnya green house waktunya peremajaan, tapi belum bisa," ujar dia.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa lebih intens mensupport usaha seperti ini. Selain mendukung perekonomian warga, juga dalam menjaga lingkungan dan untuk keperluan pendidikan.

Penulis: M Taufik

Editor: Heftys Suud

Berita Terkini