FAKTA Pelecehan Kedok Riset 'Dosen Swinger', Pengakuan 'Objek Tak Terhitung' & Sasar Kriteria Khusus

Penulis: Ignatia
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan layar curhatan korban Dosen Swinger

TRIBUNJATIM.COM - Inilah fakta-fakta pelecehan seksual berkedok riset dosen Swinger yang ramai di media sosial.

Ada pengakuan dari dosen soal skema penelitiannya hingga objek yang dituju kepada korban.

Selain fakta pengakuan yang viral di sosial media, ternyata pelaku juga menyasar kriteria khusus.

Viral Video Pernikahan Hancur karena Ulah Wanita Ini, Aku Mengandung Bayi Kamu, Lihat Endingnya

Berikut fakta-fakta yang berhasil dirangkum TribunJatim.com dari Kompas.com dan TribunWow.com.

1. Berawal Curhat ID di Facebook

Korban pelecehan berinisial ID mengungkap perilaku seorang oknum dosen sebuah universitas di Yogyakarta, Bambang Arianto.

Dilansir TribunWow.com, kesaksian itu ditulisnya melalui laman Facebook pada Senin (3/8/2020).

Diketahui kasus terungkap saat seorang korban berinisial LA membeberkan tindakan Bambang yang memamerkan praktek swinger (tukar pasangan).

Setelah melihat unggahan tersebut, ID menyampaikan kesaksian serupa.

Diketahui pelaku menghubungi banyak perempuan melalui media sosial untuk menceritakan fantasi seksual swinger yang membuatnya merasa puas.

ID dan LA lalu nekat mengkonfrontasi Bambang setelah keduanya memblokir media sosial oknum dosen tersebut.

"Awalnya dia berdalih untuk penelitian, membuat jurnal atau buku," papar ID.

ID menyebutkan ada sekitar 50 korban yang kemudian angkat bicara.

"Dari semua itu, modus pendekatannya macam-macam. Ada yang alasan dia mau curhat tentang istrinya yang suka menyiksa, cerita krisis orang tuanya, pernikahannya tak punya anak, berdalih konsultasi psikologi," tuturnya.

VIRAL Kekerasan Monyet Ditabok dan Berkali-kali Ditendang Pawangnya, Mau Lari Leher Ditarik Tali

2. Modus

Modus yang dilakukan oleh BA bermacam-macam, mulai dari curhat tentang istrinya hingga melakukan penelitian.

Bahkan, menyamar sebagai istrinya dengan modus curhat diajak swinger.

"Saya dapat screenshot tadi malam ada sekitar 30-an screenshot, isinya detail dan vulgar kayak novel biru begitu. Dia memang menikmati menceritakan pada orang, dia menyalahgunakan rasa iba perempuan, perempuan dicurhati seperti itu kan kasihan, muncul rasa empati," tegasnya.

Menurutnya BA sempat berkomunikasi dengannya. Saat itu, dirinya tidak ada pikiran buruk terhadap BA.

Namun menjadi aneh ketika BA mengatakan untuk menyelami jaringan swinger harus melakukan kegiatan itu.

"Saya bilang peneliti tidak harus melakukan seperti apa yang diteliti, meneliti pembunuh ya tidak harus jadi pembunuh. Dari situ kan sudah aneh," tandasnya.

Disampaikannya, penyintas yang berkoordinasi dengannya mayoritas alumni UGM. Penyintas mulai dari alumni Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Fisipol.

"Yang lain saya tidak tahu, tetapi dari 50 yang teridentifikasi itu UGM semua," ujarnya.

Viral Video 1 Keluarga Piknik & Mukbang di Pinggir Tol Cipali, Langsung Ditegur Polisi: Sangat Rawan

3. Kriteria Khusus

Tidak hanya itu, Bambang menggunakan akun media sosial istrinya agar dapat seolah-olah curhat dengan perempuan lain.

ID mengungkapkan pelaku menyasar perempuan dengan kriteria tertentu.

"Kami juga bertanya kenapa yang disasar mayoritas berjilbab. Untuk informasi, dari nama-nama yang kami pegang, hampir semuanya berjilbab kecuali (inisial) L," ungkapnya.

"Hampir semuanya menikah, kecualy L dan satu anak seorang member (komunitas) K. Banyak aktifis dihubungi. Jebul dia terobsesi sama yang begitu."

Ia mengungkapkan fakta Bambang pernah bermasturbasi di depan seorang wanita.

"Kami konfrontir kelakuannya, termasuk apakah benar mendatangi psikolog puskesmas di Sleman dan onani di depan psikolog itu dan menyasar beberapa psikolog lain. Dia membenarkan," kata ID.

Berdasarkan hal itu, ia menduga pelaku melakukan penyimpangan seksual eksibisionis.

"Buat kami, dia kelainan seksual. Ada jenis eksibisionis, kelainan lelaki yang mempertontonkan kelaminnya pada perempuan dan menikmati kalau korbannya ketakutan," jelasnya.

Namun perilaku eksibisionis itu dilakukan dengan menceritakan fantasi seksualnya sehingga membuat korban tidak nyaman.

"Nah ini beda, dia menikmati bercerita swinger, detil sex baik tulisan atau telpon. Kalaupun dimarahin, diblok ya nggak ngefek buat dia. Atau malah dia menikmati?" tulis ID.

4. Klarifikasi Pelaku dan Permintaan Maaf

BA, pria yang mengaku seorang dosen mengaku melakukan pelecehan seksual lewat video yang diunggah di media sosial miliknya.

BA melakukan pelecehan dengan berbagai kedok, seperti melakukan penelitian tentang swinger.

BA membuat video pengakuannya di media sosial Facebook miliknya @Bams Utara.

Dalam video tersebut, BA mengaku telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa korban.

"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendengarkan video saya ini.

Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun. Saya ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong.

Bahwa sesungguhnya saya sebenarnya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat.

Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik. Oleh sebab itu secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur, maupun yang lain, yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan banyak trauma.

Saya juga meminta maaf kepada UNU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama UNU dan UGM dalam mencari target. Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini.

Apa yang saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh istri saya. Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingi saya dalam melakukan terapi secara intensif ke psikolog maupun psikiater agar bisa terbebas dari penyimpangan dan kelainan ini.

Kemudian terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan hal ini lagi dan bila terbukti melakukan lagi saya siap menerima semuala konsekuensi hukum yang ada.

Terimakasih perhatianya teman-teman yang mau mendengarkan," ujar BA dalam video pengakuanya yang diunggah di akun media sosial Facebooknya @Bams Utara.

Namun, saat dicek pada Senin 3 Agustus 2020, akun media sosial Facebok dan video sudah dihapus.

5. Klarifikasi UNU dan UGM

Sementara itu, saat dikonfirmasi Rektor UNU Purwo Santoso menegaskan jika BA telah mencatut nama universitas yang dipimpinnya.

"Yang saya perlu klarifikasi, dia memang mencatut sebagaimana pernyataan di video. Dia telah mencatut UNU dan UGM," tandasnya.

Diakuinya, dirinya mengenal BA sejak mengambil S2 di UGM. BA tidak terdaftar sebagai dosen di UNU.

BA sebatas pengajar tamu di kampusnya. Namun sudah sejak lama tidak lagi beraktivitas di UNU.

Terkait pencatutan nama, Purwo Santoso mengatakan, belum memutuskan mengenai langkah hukumnya. Namun, Purwo Santoso menghargai, BA menyampaikan permintaan maaf.

VIRAL Video Cak Malik Nikah, Nella Kharisma Bukan Istri Si Penabuh Gendang, Kakak Nella Sempat Marah

"Soal pencatutan dan masalah hukumnya kami masih belum punya keputusan," ungkapnya.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menyayangkan peristiwa tersebut. UGM mengecam segala bentuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual apapun bentuknya.

"Pimpinan UGM melakukan pendataan dan mempelajari kasus tersebut. UGM siap support sivitas akademika UGM yang menjadi penyintas dan memerlukan dukungan dalam bentuk apa pun," kata Iva.

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan sampai saat ini belum ada laporan terkait peristiwa tersebut.

"Kurun waktu tiga hari ini belum ada laporan. Korban silakan melapor ke kantor polisi terdekat, kalaupun tipe A tetap ada pengaduan ke kami," jelasnya.

Artikel di atas telah tayang sebelumnya di Kompas.com dalam judul Geger Pelecehan Seksual Berkedok Dosen Lakukan Riset Swinger di Yogya

Berita Terkini