TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kanwil BPN Jawa Timur tengah mengebut proses pemetaan bidang tanah dan sertifikasi bidang tanah di Jawa Timur.
Di tahun 2021 mendatang target ada sebanyak 2 juta bidang tanah di Jatim yang akan dipetakan dan didorong sertifikasi guna mendorong pembangunan ekonomi masyarakat.
Hari ini, Senin (28/9/2020), Gubernur Khofifah membagikan ribuan sertifikat tanah warga masyarakat, lembaga maupun instansi di Kota Probolinggo dan juga Kabupaten Pasuruan yang secara simbolis dilakukan Desa Kareng Lor Kota Probolinggo dan Desa Kejayan Kabupaten Pasuruan.
Dalam kesempatan tersebut Khofifah mengatakan bahwa saat ini Jawa Timur menjadi provinsi pertama yang menerapkan program Trijuang dari Kementerian ATR/BPN.
• Gisel Menyesal karena Ego Akhirnya Cerai dengan Gading, Nikita Mirzani: Kalau Pisah, Survive Sendiri
• Ruben Onsu Diam-diam Labrak Haters Betrand Peto, Tak Terima Anak Cowoknya Dihina, Gue Tangkep
Sehingga saat ini ia berpesan pada seluruh masyarakat yang tanahnya belum bersertifikat, atau masjid dan tanah wakaf belum bersurat resmi agar diurus legalitasnya.
"Jika ada madrasah yang belum bersertifikat, ada masjid yang belum bersertifikat ayo diurus. Kalau tanah wakaf jangan cukup ikhlas-ikhlasan. Kalau suatu hari keluarga yang sudah turunan berapa menggugat karena merasa tidak terinfo, maka akan timbul masalah ke depan," kata Khofifah.
Lewat program Trijuang ini, ada tiga elemen yang akan berjuang.
Yaoti kepala desa, kepala daerah dan BPN setempat. Dengan berbasis desa maka ia optimistis bahwa pendataan bidang tanah akan lebih rinci. Dan potensi adanya sengketa tanah ke depan akan lebih menurun.
• Profil-Biodata Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Muda Indonesia yang Semprot Vanuatu di Sidang PBB
• Cerita Sahabat Istri Rizki DA Viral, Kisah Pangeran KW Tak Akui Anak Kandung, Akun Nadya Ditandai
Sementara itu Kakanwil BPN Jatim Jonahar mengatakan bahwa program Trijuang telah diluncurkan tanggal 25 September 2020 lalu. Dalam program ini, tidak akan ada satu bidang tanahpun yang tidak terpetakan.
Mulai tanah pribadi, sungai, danau, semua akan dipetakan dan dimasukkan dalam satu file yang utuh.
"Targetnya tahun 2021 ada sebanyak 1,5 juta hingga 2 juta tanah di Jatim kita proses. Ini naik jumlahnya dibandingkan sebelumnya hanya 650 ribu per tahun," kata Jonahar.
Kelak jika pemetaan bidang tanah rampung dilakukan maka setiap desa akan dibekali file pemetaan bidang. Yang kelak akan dijadikan acuan dalam membuat pengurusan riwayat tanah. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)
Editor: Pipin Tri Anjani