TRIBUNJATIM.COM - Ingin berlibur dengan nuasa alam yang menyenangkan selain pantai dan gunung?
Memilih tempat liburan berupa agro wisata bisa menjadi pilihan alternatif.
Seperti wisata petik jeruk di Lumajang.
• Harga Tiket Masuk Predator Fun Park Oktober 2020, Tempat Wisata Batu, Pengunjung Wajib Isi Formulir
Ya, hasil bumi Lumajang memang menjanjikan.
Lokasinya, yang dekat dengan dengan kaki Gunung Semeru, kesuburan tanahnya selalu mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitar.
Tak hanya terkenal dengan pertambangan pasir, hasil buah-buahan Lumajang juga tak perlu diragukan.
Tak terkecuali untuk buah jeruk.
Namun, menurut pengakuan beberapa petani, belakangan ini harga jeruk di pasaran sering menurun.
• Harga Tiket Masuk Pantai Mutiara, Tempat Wisata Baru di Trenggalek, Nikmati Pesona Keasrian Lautnya!
• Harga Tiket Masuk Wisata Ranu Manduro Mojokerto, Berikut Ini Waktu Terbaik dan Rute Menuju ke Sana
Terlebih di masa pandemi Covid-19 sekarang.
Petani menilai biaya perawatan jeruk tak sebanding dengan harga jual.
Berangkat dari keresahan ini, Gatot Sutoyo yang merupakan petani jeruk pun mengubah perkebunannya di Desa Kebonsari, Kecamatan Sumbersuko menjadi tempat makan berkonsep agro wisata bernama Warung Angkringan & Pemancingan (WAP) Jerman (Jeruk Manis).
"Mulanya karena harga jeruk semakin murah dan apalagi biaya pupuk mahal, sehingga saya punya ide membuat agro wisata petik jeruk," kata Gatot, Sabtu (12/9/2020).
Di atas lahan seluas 500 meter, pengunjung diberi leluasa memetik jeruk sepuasnya.
• Harga Tiket Masuk Wisata Tebing Lingga Trenggalek, Bisa Glamping Asyik Bareng Teman, Lihat Rutenya!
Berapa pun jeruk yang dipetik pengunjung, bisa dimakan secara cuma-cuma.
"Jadi kalau makan di sini gratis sepuasnya, tapi kalau dibawa pulang tinggal bayar," ucapnya.
Gatot menjelaskan, tujuan membuka menciptakan tempat warung berkonsep agro wisata salah satunya untuk menjaga kestabilan harga jeruk.
"Adanya wisata petik yang mana nanti harga jeruk bisa lebih mahal (stabil), karena pada waktu proses metiknya itu senang. Jadi pengunjung tahu oh ini jeruk fresh," ucapnya.
Menurut Gatot, warna jeruk-jeruknya yang hijau sekilas menggambarkan jeruk belum masak.
• Harga Tiket Masuk Air Terjun Dolo, Wisata Alam Kediri Cocok Buat Pelesiran, Lihat Rute Menuju Lokasi
Namun, ia memastikan ketika dikupas rasa jeruknya manis.
"Alhamdulillah meskipun ini warnanya hijau tapi rasanya manis," ujarnya.
Selain wisata petik jeruk di Lumajang, ada pula di Lamongan.
Yakni Kebun Jeruk di Dusun Cane, Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kebun Jeruk tersebut mendadak viral di media sosial.
Lokasi tersebut sekarang menjadi destinasi wisata petik jeruk yang tidak kalah dengan daerah lain.
Misal di Malang, Mojokerto, atau Jombang.
Meski terbilang dadakan, obyek wisata ini sudah banyak menarik pengunjung dari luar desa yang ingin berwisata ke tempat tersebut.
Wisatawan antusias melihat secara langsung dan menikmati manisnya jeruk yang masih menggelantung di pohon kebun tersebut.
"Kalau awal-awal kebanyakan dari warga sekitar sini. Namun setelah di-upload lewat Facebook, dan media sosial lainnya, banyak masyarakat yang datang," kata Pengelola Desa Wisata Cane, Zainuri, Senin (5/10/2020).
• Harga Tiket Masuk Kawasan Gunung Bromo untuk Wisatawan Domestik & Mancanegara, Simak Cara Pesannya!
Mereka yang datang tidak hanya dari Lamongan sendiri, dari luar desa juga banyam bahkan ada yang dari Mojokerto dan Jombang.
Mereka seolah tak percaya buah jeruk bisa tumbuh subur di Lamongan.
Menurut Zainuri, setiap hari ada 100 pengunjung yang datang.
"Katanya sih penasaran ingin melihat ke sini (Candisari, red) dan setiap hari rata-rata ada100 pengunjung lebih. Utamanya pada hari libur Sabtu dan Minggu, jumlahnya lebih banyak lagu," kata Zainuri.
Yang datang bisa menikmati keseruan memilih jeruk terbaik langsing dari pohonnya.
Katanya, ada suasana beda saat merasakan ketajaman rasa, aroma jeruk berpadu dengan manisnya buah yang tinggi kadar air tersebut.
Pengunjung tak perlu merogoh uang lebih besar untuk masuk kebun, hanya dikenakan tiket Rp 10 ribu dan selanjutnya bisa menikmati buah jeruk sepuasnya.
Sementara jika ada yang ingin membawa pulang untuk oleh-oleh, pengelola memberlakukan aturan membayar Rp 10 ribu perkilogramnya.
Kalau pengunjung menginginkan dibawa pulang untuk oleh-oleh, bisa juga langsung memetik memilih mana yang jadi sasaran.
"Hasil petikan ditimbang dan baru bisa menentukan jumlah besaran rupiah yang harus dibayar," ungkapnya.