Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Pihak keluarga NW (23) mahasiswi asal Mojokerto yang tewas menenggak racun dekat makam ayahnya di Mojokerto, sejak awal enggan mengizinkan kepolisian melakukan otopsi.
Keputusan yang dibuat pihak keluarga itu, disampaikan langsung oleh ibunda NW, berinisial FS kapada penyidik Satreskrim Polres Mojokerto, pada saat proses penyelidikan atas penemuan jenazah NW berlangsung, Kamis (2/12/2021).
Kepada penyidik, FS menganggap, tidak ada kejanggalan terhadap kematian anaknya.
Beberapa bulan sebelum insiden tersebut, NW sempat beberapa kali mencoba melakukan upaya mengakhiri hidup, namun selalu berhasil digagalkan oleh pihak keluarga.
"Alasannya keberatan. Ibunya mengetahui yang bersangkutan, sudah beberapa kali mencoba bunuh diri," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Pacar Mahasiswi Mojokerto yang Tewas di Makam Ayahnya Ternyata Anggota Polisi, Kini Diperiksa Propam
Selain itu, NW ternyata pernah dirujuk oleh pihak keluarga guna menjalani penanganan medis untuk kesehatan mental di sebuah rumah sakit (RS).
Dan, seusai memperoleh penanganan medis kesehatan mental di RS tersebut, NW kemudian menjalani terapi kesembuhan dengan metode mengonsumsi obat yang telah diresepkan pihak medis.
"Kemudian dari keterangan ibunya menyatakan, yang bersangkutan pernah dirujuk ke salah satu RS, dan diberi obat, karena yang bersangkutan depresi," tuturnya.
Oleh karena itu, ungkap Gatot, pihak penyidik Satreskrim Polres Mojokerto hanya melakukan pengamanan barang bukti berupa benda botol dan cairan yang diduga kuat berisi racun, pada saat kejadian pertama kali dilaporkan.
Baca juga: Kasus Tewas Tak Wajar Mahasiswi di Mojokerto, Polisi Periksa Pemilik Akun Medsos hingga Paman Korban
Setelah dilakukan pengujian oleh pihak Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim. Gatot mengungkapkan, cairan yang diwadahi botol dan ditemukan di dekat tubuh NW itu, bernama cairan potasium.
"Pada saat yang bersangkutan meninggal, juga ditemukan barang bukti, (satu) botol bekas diminum ybs, itu informasinya adalah potasium," pungkasnya.
Sementara itu, ibunda korban FS mengungkapkan, kondisi anakanya; NW, beberapa hari sebelum ditemukan tewas menenggak racun, dalam keadaan mengalami tekanan psikologi.
Sehingga membuat NW beberapa kali, kerap berupaya mengakhiri hidup. Namun saat itu, berhasil digagalkan pihak keluarga.
Kemudian pada Senin (29/11/2021) kemarin, NW sempat dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa (RSJ), dan menjalani terapi pemulihan kesehatan jiwa dengan metode mengonsumsi obat secara rutin.
"Memang anak saya ini, bisa dikatakan sakit ya. Depresi. Pada tanggal 29 November 2021, hari senin itu, saya bawa ke RSJ. Dan di RSJ itu memang dia dinyatakan stres, depresi, di sana diberikan obat oleh dokter jiwa, dan memang anaknya ini, sudah tertekan sekali, dan berat, berkali-kali saya mencegah untuk melakukan hal yang tidak diinginkan, atau ingin mengakhiri hidupnya itu," ungkap FS, dalam rekaman video yang diperoleh TribunJatim.com dari pihak Polda Jatim, Sabtu (4/12/2021).
Hingga pada Kamis (2/12/2021) kemarin, NW ditemukan dalam keadaan tewas usai menenggak cairan racun di dekat makam ayahandanya, diakui oleh FS, membuat dirinya terpukul.
Kendati demikian, FS menegaskan, pihaknya enggan memperkenankan pihak kepolisian melakukan proses otopsi.
Karena, FS menganggap, serentetan insiden tersebut, sebagai musibah yang dialami oleh pihak keluarganya.
"Dan dari situ, saya memang tidak bersedia untuk anaknya diotopsi, ataupun dilakukan tindakan yang lain. Karena memang, ya sudahlah, ini musibah keluarga saya, jadi saya tidak ingin membesar-besarkan masalah ini, apapun," ujarnya.
Dan, mewakili pihak keluarga besarnya, FS juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu atau dirugikan atas kasus tersebut.
"Dan saya ingin doa dari panjenengan semua agar anak saya diampuni. Ngoten mawon. Dan mohon maaf atas segala ketidaknyamanan ini, mohon maaf atas segala yang meresahkan di masyarakat. Sepuntene ingkang sanget sepuntene ingkang katah," pungkasnya.
Sekadar diketahui, mahasiswi berinisial NW (23) warga Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ditemukan meninggal diduga sengaja mengakhiri hidupnya sendiri, Kamis (2/12/2022).
Korban ditemukan oleh saksi warga sekitar, dalam keadaan terkapar di atas makam ayahandanya di permakaman Dusun Sugihan, Desa Japan, Sooko, Mojokerto, sekitar pukul 15.30 WIB.
Diduga kuat, korban tewas seketika di lokasi tersebut, usai menenggak cairan berisi racun yang dikemas dalam wadah botol minuman kemasan.