Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Kerusakan hutan akibat erupsi Gunung Semeru membuat sejumlah monyet liar bermunculan di kawasan jalur perbukitan Piket Nol, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (23/12/2021) siang.
Fenomena ini menjadi perhatian masyarakat. Terutama para pekerja yang sedang merancang pembangunan jembatan gantung di sekitar Gladak Perak.
Monyet-monyet tersebut turun ke jalanan diduga karena lapar. Para pekerja pun akhirnya memberikan nasi bungkus kepada sekelompok monyet.
"Setelah kejadian erupsi baru sekarang monyet-monyet ini turun. Mungkin di atas sudah gak ada yang bisa dimakan," kata pekerja, Sucipto.
Sucipto mengatakan, sebelum Gunung Semeru erupsi, monyet-monyet memang sering berkeliaran di sekitar area Jembatan Gladak Perak.
Akan tetapi, kali ini tingkah monyet-monyet lebih jinak. Monyet-monyet itu mendekati manusia, seakan memberikan isyarat bahwa tengah kelaparan.
"Kalau monyet di Gladak Perak memang ada, tapi kalau ada manusia dia lari. Kalau sekarang malah semua turun mendekat, pasti monyet-monyet ini kelaparan," ujarnya.
Baca juga: Bupati Lumajang Masih Buka Penggalangan Dana Pembangunan Huntara untuk Penyintas Erupsi Semeru
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Novita Kusuma Wardani menyebut, akibat erupsi Gunung Semeru, ada sekitar 1.268 hektare lahan hutan rusak. Kawasan itu meliputi zona rimba, inti, maupun permukiman.
Tiga zona itu banyak sekali keberadaan satwa-satwa liar. Pihaknya saat ini tengah berusaha menyelematkan satwa. Namun, upaya itu belum bisa dilakukan secara maksimal karena kondisi di lapangan masih berbahaya untuk didekati.
"Di zona itu ada landak, makaka, babi hutan, dan jenis lain. Kami waktu evakuasi sempat menyelamatkan landak. Tapi yang lain belum sempat kami temukan. Mudah-mudahan satwa sempat menyelamatkan diri ke tempat lebih aman ketika terjadi erupsi," pungkas Novita Kusuma Wardani.